ICW: Inpres Hemat APBN Cuma Jargon
Selasa, 25 Januari 2011 – 12:28 WIB
JAKARTA - Rencana pemerintah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) untuk menghemat anggaran dinilai tak efektif oleh Indonesia Corruption Watch (ICW). Organisasi swasta yang konsen menyoroti soal korupsi itu menduga Inpres hanya akan menjadi jargon pemerintah untuk menekan pemborosan anggaran, namun realisasinya tak akan optimal.
"Tidak akan efektif. Namanya mengeluarkan kebijakan sih boleh saja, tapi apa iya setelah ada Inpres, tidak ada lagi pemborosan. Saya justru khawatir, nanti akan ada modus baru untuk pemborosan,’’ kata pengamat ICW Firdaus Ilyas pada wartawan, Selasa (25/1).
Firdaus memperkirakan, slogan-slogan penghematan anggaran sudah lama dikumandangkan pemerintahan SBY hanya sebatas jargon baru. Dia mencontohkan, pada 2008 sudah ada program penyusunan anggaran berbasis kinerja. Namun yang terjadi, dari tahun ketahun, penyerapan anggaran justru tidak efektif bisa mensejahterakan masyarakat.
‘’Malah, sekarang permintaan remunerasi datang dari berbagai kementrian. Kalau kita boleh kritisi, remunerasi itu harusnya sejalan dengan pelayanan yang baik. Tapi faktanya, kasus pajak sekarang terungkap. Belum lagi masih banyaknya keluhan masyarakat pada pemerintah,’’ kata Firdaus.
JAKARTA - Rencana pemerintah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) untuk menghemat anggaran dinilai tak efektif oleh Indonesia Corruption Watch
BERITA TERKAIT
- Pendaftaran PPPK 2024: Ini Hasil Verval Data Honorer, Resmi dari BKN
- Menteri Singgung soal Honorer jadi PPPK Part Time, Oh Non-Database BKN
- HUT ke-44 Dekranas, Parade Mobil Budaya Pecahkan Rekor MURI
- 5 Berita Terpopuler: Info Penting, Lulusan SMA Berpeluang dalam CPNS & PPPK 2024, tetapi Honorer Non-Database BKN Siap-Siap
- Bank DKI dan Perumda Pasar Pakuan Jaya Berikan Kredit Kepemilikan Tempat Usaha
- UKT Mahal, Sekjen DPP GMNI Merespons, Singgung Indonesia Emas 2045