Identifikasi DNA Korban Sriwijaya Air SJ182 Jadi Pilihan Terakhir

Identifikasi DNA Korban Sriwijaya Air SJ182 Jadi Pilihan Terakhir
Petugas mengevakuasi kantong berisi jenazah dan serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada hari ketiga di Dermaga JICT 2, Jakarta, Senin (11/1). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak empat korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 berhasil teridentifikasi dengan pencocokan sidik jari.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, pencocokan sidik jari ini diutamakan oleh Tim DVI karena penggunaan sampel DNA memerlukan waktu yang lama, yakni sekitar 1-2 minggu.

"Penggunaan DNA nanti merupakan jalan terakhir yang digunakan oleh tim DVI untuk mengidentifikasi korban," kata Brigjen Rusdi Hartono di RS Polri Kramat Jati, Selasa (12/1).

Terpisah, Kepala Pusat Inafis Kepolisian Indonesia Brigjen Pol Hudi Suryanto menjelaskan, poses identifikasi jenazah paling cepat dengan sidik jari sehingga apabila dimungkinkan, metode itu yang lebih dulu digunakan.

Jika hasil tes DNA keluar nanti dengan hasil yang sama dengan pencocokan sidik jari, kata dia, maka semakin menguatkan identifikasi jenazah yang dilakukan.

Sementara dalam pencocokan sidik jari jenazah dan data KTP elektronik, tim DVI juga akan merekonsiliasi dengan mencocokan properti yang dibawa korban maupun data ante mortem lain.

Adapun pada Selasa, sebanyak tiga korban kembali teridentifikasi dari empat kantong jenazah yang diterima RS Polri, yakni co-pilot Fadly Satrianto dan dua penumpang bernama Khazanah dan Ash Habul Yamin.

Korban teridentifikasi dari sidik jari yang dicocokkan dengan data dari e-KTP.

Tim DVI di RS Polri mengutamakan proses identifikasi jenazah korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 dengan pencocokan sidik jari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News