Iduladha Harus Persatukan Umat dari Berbagai Perbedaan

Keragaman budaya itu menurut Alquran adalah harus direnungkan supaya bisa saling mengenal, mengenal budaya, bahasa, dan adat istadatnya dan itu diakui oleh Alqur’an.
“Ada keragaman budaya. Tetapi ada keragaan budaya itu tidak boleh mengganggu esensi yaitu kesatuan spiritual,” ujar Asep.
Salat itu adalah doa jarak jauh dan merasai satu sebagai umat Islam sebagai satu kesatuan, sedangkan haji adalah jarak dekat. Jutaan orang dari berbagai belahan dunia dari berbagai berlahan dunia, dari berbagai kawasan, berbagai negara berkumpul di satu titik.
“Di momentum itu, orang akan merasa satu misalnya ketika mengelilingi Kabah dan berada di Mina untuk melempar jumroh. Puncaknya di mana umat merasa bersatu adalah ketika wukuf di mana semua memakai kain putih. Jadi semua identitas, atribut dilepas dan hanya memakai kain putih,” ujarnya.
“Kain putih itu sebenarnya bukan warna. Putih itu menggambarkan kesucian, kebersihan dan persamaan. Ada makna folosofisnya yaitu menggambarkan kematian. Karena ketika mati , semua orang muslim itu akan ditutup dengan kain kafan yang warnanya putih,” katanya. (jos/jpnn)
JAKARTA – Iduladha adalah momentum untuk mempersatukan umat dengan latar belakang berbeda. Perbedaan itu berupa keragaman budaya seperti bahasa,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- RUU Polri Dinilai Membuat Polisi Superbody
- Pertamina Rayakan Puncak Hari Buruh Internasional 2025, Menaker Yassierli Beri Apresiasi
- Bupati Sumedang Berharap Buruh Sejahtera dan Turut Menggerakkan Ekonomi di Indonesia
- Tampilan Kartu Ujian PPPK Tahap 2 Terbaru, Yang Belum Silakan Cetak Lagi
- Sidang Gugatan Pedagang Ayam vs BRI Ditunda Lagi, Haris Azhar Kritik Ketidaksiapan Bank
- MAKI Dorong KPK Usut Dugaan Korupsi Kredit Macet di BPD Kaltim-Kaltara