IEA Sebut Industri Nikel Indonesia Memiliki Masa Depan Sangat Cerah

IEA Sebut Industri Nikel Indonesia Memiliki Masa Depan Sangat Cerah
Salah satu aktivitas pertambangan di Maluku Utara yang melakukan ekspor biji nikel ke luar negeri. Ilustrasi. Foto: Antara/Abdul Fatah

Di Indonesia, 90 persen cadangan nikel tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Maluku Utara.

Menurut Helmut, tiga besar penghasil nikel dunia berada di Sulawesi.

Sementara itu, di Maluku daerah tambang nikel antara lain terdapat di Halmahera (Maluku Utara) dan Pulau Ternate.

Cadangan nikel juga meluas sampai ke Papua, yang lokasi tambangnya antara lain terdapat di Pulau Gag.

Selain terbesar dari sisi volume, kualitas nikel di Indonesia juga terbaik di dunia.

Nikel kelas satu sangat dibutuhkan untuk pengembangan baterai mobil listrik untuk campuran jenis logam cobalt.

Meski permintaan nikel dari segmen baterai ini belum terlalu besar, tetapi segmen kendaraan listrik yang diperkirakan akan tumbuh cepat, akan memicu naiknya permintaan nikel kelas satu dari Indonesia.

Data dari IEA juga mengungkapkan kendaraan listrik saat ini menyumbang dua persen lebih dari penjualan mobil global dan akan menjadi 58 persen pada 2040.

Indonesia dan Filipina merupakan negara produsen nikel terbesar di dunia. IEA menilai hal itu menjadi peluang besar bagi negara-negara Asia Tenggara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News