Iftitah Sulaiman Singgung Relevansi Satuan Kavaleri Dalam Perang Modern, Begini Penjelasannya

Iftitah Sulaiman Singgung Relevansi Satuan Kavaleri Dalam Perang Modern, Begini Penjelasannya
Ilustrasi - Tank, salah satu peralatan tempur bagi pasukan kavaleri. Foto: ANTARA/Reuters/Carlos Barria/as

jpnn.com, JAKARTA - CEO Romeo Strategic Consulting M Iftitah Sulaiman mengatakan lumpuhnya tank-tank kavaleri dalam perang Azerbaijan vs Armenia dan Ukraina vs Rusia akibat penggunaan drone tempur menimbulkan pertanyaan tentang relevansi satuan kavaleri dalam perang moderen.

Iftitah menegaskan satuan kavaleri sesungguhnya masih relevan.

“Meski drone di Ukraina sukses menghajar lebih dari 2.435 tank Rusia, tetapi kehadiran drone tidak serta merta meniadakan satuan lain. Tidak mungkin juga meniadakan Satuan Kavaleri,” kata Iftitah saat berbicara dalam Webinar yang digelar Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) pada Rabu (12/10).

Dia uga menekankan pasukan Kavaleri adalah satuan manuver atau pasukan darat (ground forces). Sementara drone adalah komponen pertempuran udara (airland battle).

Untuk menduduki dan menguasai suatu wilayah daratan, tentu yang dibutuhkan adalah pasukan darat.

Di samping itu, lanjut Iftitah, tidak semua negara memiliki kecanggihan drone. Senjata drone dan anti-drone juga masih barang mahal.

Kemampuan SDM untuk mengendalikan drone pun, kata dia, memiliki tantangan yang tidak mudah.

Peraih Adhi Makayasa dan lulusan terbaik Akademi Militer 1999 ini juga mengajak untuk belajar dari masa lalu.

CEO Romeo Strategic Consulting M. Iftitah Sulaiman memberikan penjelasan tentang relevansi satuan kavaleri dalam perang moderen. Simak selengkapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News