Ikhtiar dari Solo agar Gamelan Menembus UNESCO

Ikhtiar dari Solo agar Gamelan Menembus UNESCO
Aton Rustandri Mulyana. Foto: Romensy Agustino/JPNN.com

Namun, kepemimpinan tim itu berganti. "Akhirnya saya yang ditunjuk untuk menjadi ketua penyusunnya,” kata Aton.

Proses panjang pengumpulan informasi tentang WBTB UNESCO pun dimulai. Tim itu mengawali ikhtiarnya dengan mempelajari bagaimana batik dan keris bisa ditetapkan ke dalam daftar warisan budaya internasional.

Ternyata, syarat pertama yang harus dipenuhi warisan budaya untuk bisa menembus UNESCO ialah tercatat sebagai WBTB di tingkat nasional.

"Kami juga harus bersaing dengan para pengusul-pengusul lain yang telah tercatat untuk kemudian dipilih mana yang terbaik untuk diusulkan di tingkat UNESCO," tutur Aton.

Tim itu tak mau muluk-muluk. Aton dan semua anggota tim memutuskan menggunakan nama Gamelan Surakarta-Yogyakarta dalam pencatatan WBTB di tingkat nasional.

Syahdan, tim menyusun naskah tentang gamelan dengan berbagai informasi yang kompleks. Di dalamnya ada informasi tentang sejarah, etimologi, fisik, jenis instrumen, dan data musikal.

Selain itu, naskah tentang pengusulan gamelan itu juga harus dilengkapi data sosial, informasi soal nilai-nilai budaya, proses pewarisan dan pengembangannya, hingga rencana-rencana.

Salah satu syarat lain yang harus dipenuhi tim ialah membuat video tentang gamelan dengan durasi 10 menit. "Pada 2014 itulah kami sempat presentasi sekali di Jakarta," tutur Aton.

Ada perjuangan bertahun-tahun untuk memasukkan gamelan ke daftar Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Unesco.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News