Ikhtiar Kemendikbudristek Melestarikan Tradisi & Hidupkan Ekosistem Kebudayaan Sarolangun

Ikhtiar Kemendikbudristek Melestarikan Tradisi & Hidupkan Ekosistem Kebudayaan Sarolangun
Lestarikan tradisi dan hidupkan ekosistem kebudayaan, Kemendikbudristek gelar Festival Junjung Pusako. Foto: Kemendikbudristek

Kedua, implementasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelaksanaan Festival Junjung Pusako.

"Ketiga, ekspedisi Batang Hari yang menjalankan misi pelestarian lingkungan melalui jalan kebudayaan," kata dia.

Turut hadir dalam festival ini Gubernur Jambi Al Haris.

Dia menuturkan rangkaian Kenduri Swarnabhumi ini menjadi momentum tafsiran ulang sejarah Jambi sebagai sebuah daerah yang memiliki peradaban panjang dan akar budaya kuat.

Hal tersebut, kata Al Haris, dapat ditelaah mulai dari kehadiran Candi Muaro Jambi karya peradaban Budha di Laut Cina Selatan yang berlanjut munculnya Kerajaan Melayu Jambi hingga akhir masuknya Islam.

“Sungai Batanghari saksi bisu perjalanan peradaban Jambi. Kita ingin mengulang sejarah itu, dengan menghidupkan kembali akar budaya yang lahir di sepanjang sungai tersebut, masa ketika perdagangan dan agama jadi salah satu pusat kegiatan di Jambi,” papar Al Haris.

Junjung pusako merupakan tradisi yang telah lama dipegang teguh masyarakat Desa Tanjung Gagak dan terus melekat hingga kini.

Pelaksanaan adat junjung pusako berlangsung setahun sekali setiap 12 Rabiul Awal dalam kalender Islam.

Kemendikbudristek bersama Pemkab Sarolangun, Provinsi Jambi, menggelar Festival Junjung Pusako di Desa Tanjung Gagak, Kecamatan Bathin VIII.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News