Ikhtiar Tantowi Seriusi Potensi Ekonomi Kreatif Negeri Kiwi

Ikhtiar Tantowi Seriusi Potensi Ekonomi Kreatif Negeri Kiwi
Dubes RI untuk Selandia BAru Tantowi Yahya dalam Seminar Ekonomi Kreatif dalam rangka perayaan 60 tahun hubungan RI-New Zealand di Wellington, Selasa (3/7). Foto: KBRI Wellington

jpnn.com, WELLINGTON - Duta Besar RI untuk Selandia Tantowi Yahya menyatakan, ada peluang besar kerja sama bidang ekonomi kreatif di negara tempatnya bertugas. Menurutnya, saat ini Selandia Baru dikenal sebagai salah satu pemain top di bidang ekonomi kreatif, sedangkan Indonesia punya pasar yang besar.

"Pasar Indonesia yang begitu besar dan keuntungan demografis yang kita punya, harus mampu menjadi daya tarik bagi pengusaha-pengusaha di bidang kreatif di Selandia Baru untuk investasi di kita,” ujar Tantowi dalam Seminar Ekonomi Kreatif bertema 60 Years On The Opportinities In The Digital Age di Wellington, New Zealand, Selasa (3/7).

KBRI Wellington menggelar seminar hasil kerja sama dengan Asean-NZ Busines Council itu dalam rangka memperingati hubungan RI-Selandia Baru yang pada tahun ini memasuki usia ke-60. Hubungan antar kedua negeri itu sudah terjalin sejak Juli 1958.

Pembicara lain dalam seminar itu adalah Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI Triawan Munaf serta Menteri Perdagangan dan Pengembangan Ekspor Selandia Baru Hon David Parker. Triawan dalam paprannya mengatakan, Pemerintah RI saat ini mempunyai komitmen tinggi dalam mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan besar di bidang ekonomi kreatif sebelum 2030.

Ikhtiar Tantowi Seriusi Potensi Ekonomi Kreatif Negeri Kiwi
Kepala Bekraf Triawan Munaf saat menjadi pembicara seminar 60 Years On The Opportinities In The Digital Age di Wellington, New Zealand, Selasa (3/7).

Menurut Triawan, ada 16 subsektor perekonomian terutama kuliner, fashion dan kerajinan yang porsinya mencapai 77,6 persen dari ekonomi kreatif Indonesia. Sedangkan subsektor prioritas di bidang ekonomi kreatif adalah film, animasi, video, aplikasi dan games serta musik.

Triawan menyebut ekonomi kreatif Indonesia memiliki kontribusi hingga 7,44 persen terhadap GDP, atau setara USD 66,61 miliar. "Sumbangan ekonomi kreatif terhadap GDP kami merupakan terbesar ketiga di dunia, hanya kalah oleh Amerika dan Korea Selatan,” ujarnya di depan hampir 100 praktisi ekonomi kreatif dari berbagai kota di Negeri Kuwi itu.

Praktisi perfilman tanah air, Agung Sentausa yang hadir dalam seminar itu mengatakan, saat ini di Indonesia hanya ada 1.400 layar bioskop. Sedangkan jumlah penduduknya mencapai 260 juta.

Ada peluang besar di bidang ekonomi kreatif di Selandia Baru yang bisa digarap oleh pengusaha-pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang industri kreatif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News