Ikuti Arahan Mentan, Dirjen Holtikultura Pastikan Stok Bawang dan Cabai Aman
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto memastikan arahan Mentan Andi Amran Sulaiman soal ketersediaan pangan, khususnya bawang merah dan aneka cabai masih kondisi aman.
“Saat ini kondisi bawang merah di lapangan ada yang panen dan bahkan ada yang baru tanam, sehingga pertanaman dan ketersediaan aman. Harga bawang merah di tingkat petani saat ini dikisaran Rp 20 ribu-Rp 22 ribu. Begitu pula untuk aneka cabai. Kondisi lapangan ada yang lagi panen dan tanam. Harga di tingkat petani memang bervariasi khususnya cabai rawit merah di kisaran harga Rp 45 ribu- Rp 50 ribu,” kata Prihasto dalam siaran pers, Kamis (16/11).
Prihasto menambahkan kondisi El Nino Gorila saat ini memang menjadi salah satu faktor pembatas terkait dengan kondisi pertanaman di lapangan.
Beberapa lokasi pertanaman terkena serangan OPT, seperti ulat daun dan thrips pada bawang merah serta serangan Antraknosa/bercak buah serta virus kuning melanda pada beberapa lokasi penyangga cabai dan bawang merah nasional.
“Langkah preventif dan kuratif sudah kita lakukan untuk mengatasi kondisi tersebut, seperti dengan kegiatan gerakan pengendalian sekitar 6.800 Ha, penerapan PHT di 145 kelompok dan penanganan fasilitasi dampak perubahan iklim berupa sumur dalam, sumur dangkal, pompa air, irigasi sederhana, dan pipanisasi. Alhamdulillah, masih dapat tertangani dengan baik di lapangan,” tambahnya.
Kementan melalui Direktorat Perlindungan Hortikultura langsung bergerak cepat turun lapangan ke lokasi penyangga bawang merah nasional, Kab Brebes dan Kab Tegal untuk memastikan kondisi lapangan.
Hasil di lapangan menunjukkan kondisi bawang merah di Desa Wanasari, Kecamatan Wanasari Kab Brebes seluas 280 Ha sementara ada yang panen dan lainnya sekitar satu bulan.
“Kami temukan juga adanya serangan ulat daun, thrips, dan tungau. Pengendalian langsung dilakukan melalui kuratif sekaligus preventif bagi pertanaman yang masih eksisting di lapangan. Pemberian Agen Pengendali Hayati (APH) bekerja sama dengan LPHP wilayah Jateng juga dilakukan untuk menfasilitasi pemberian trichoderma, PGPR dan likat kuning,” ujar Direktur Perlindungan Hortikultura Jekvy Hendra.
Prihasto menambahkan kondisi El Nino Gorila saat ini memang menjadi salah satu faktor pembatas.
- KPK Dalami Proses PBJ Pengolahan Karet di Kementan
- Usut Kasus Korupsi di Kementan, KPK Periksa GM PT Sinar Universal Labelindo
- Perjalanan Inspiratif Petani Lada Binaan UPLAND yang Tembus Pasar Internasional
- Dukung Swasembada Pangan, DPR Usul Agar Litbang Pertanian Kembali di Kementerian
- Sapi Perah Bunting dari Australia Sudah Tiba di Indonesia
- Inflasi November Naik, Harga Bawang Merah Punya Andil