Kurangi Impor Jagung, Kementan Dorong Program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) akan menggenjot produksi jagung di Tanah Air melalui program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan atau Kesatria.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mendorong peningkatan penanaman jagung dengan mengoptimalisasi lahan perkebunan kelapa sawit.
Kementan menargetkan program ini dapat menyumbang sejuta ton produksi jagung nasional yang dapat memenuhi kebutuhan di Tanah Air.
"Kami harus menyumbang satu juta ton. Ini bukan PR yang mudah, sektor perkebunan juga harus mengoptimalkan ini," kata Harvick Hasnul Qolbi di kantor Kementan, Jakarta Selatan pada Rabu (15/11).
Hasnul Qolbi mengungkapkan alasan terpilihnya jagung sebagai komoditi yang akan ditanam dalam program integrasi perkebunan dengan tanaman pangan tersebut.
Pertama, dia menyebut kebutuhan akan jagung di dalam negeri meningkat setiap tahun. Pada tahun 2022 meningkat 9,89 persen.
Sementara itu, stok di dalam negeri tak bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Lantaran hal ini, Indonesia pun harus mengimpor jagung dari luar negeri.
"Kebutuhan mencapai 14 juta ton per tahun, sedangkan pasokan dalam negeri belum dapat mencukupi, sehingga selalu impor menjadi jalan keluar," tuturnya.
Mengurangi impor jagung, Kementerian Pertanian program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan atau Ksatria.
- Jaring Potensi Petani Muda, Inilah 75 Nominee Young Ambassador Agriculture Pilihan Kementan
- Gelar Evaluasi dan Asistensi, Kementan Siap Kawal Program Wajib Tanam Bawang Putih
- Presiden Jokowi Senang Produksi Jagung Meningkat di Sumbawa NTB
- Tinjau Panen Jagung Bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi: Semua Pihak Ambil Langkah
- Regenerasi Petani, Kementan Gelar Bootcamp di Bogor
- Tingkatkan Teknologi Pertanian, Kementan Jalin Kerja Sama dengan Iran