Ilmuwan Australia di Canberra Kembangkan Lemak Buatan untuk Makanan Nabati

Ilmuwan Australia di Canberra Kembangkan Lemak Buatan untuk Makanan Nabati
Ruth Purcell mengatakan lemak yang ditanam di laboratorium dapat membuat protein nabati terasa "yang malah lebih enak" daripada daging. (ABC Canberra: Adrienne Francis)

Lemak adalah salah satu bagian terpenting dari diet yang sehat dan seimbang, selain juga menambah rasa, tekstur, dan aroma pada makanan.

Lemak biasanya ditemukan pada produk hewani, seperti daging-dagingan, tapi kini makin banyak orang yang menjadi vegetarian, atau hanya mengonsumsi produk nabati.

Karenanya pakar berlomba untuk menciptakan alternatif dari lemak yang sifatnya 'sustainable' atau berkelanjutan.

"Kini semakin banyak bermunculan produk pengganti daging," ujar Ruth Purcell, seorang ilmuwan biologi sintetis.

"Ada burger, sosis, dan daging babi suwir sintetis, namun rasanya masih jauh dari daging sungguhan, apalagi dari sisi rasa, kualitas, serta cara memasaknya."

Menurut Ruth, sosis atau burger yang dibuat dari bahan nabati, rasanya tidak seperti daging, dan tidak memiliki kegurihan yang ditemukan pada daging.

"Seringnya rasanya agak kering dan kurang matang. Ini karena lemak hewaninya tidak ada."

Lemak daging sapi berasal dari mikroorganisme

Ruth merupakan salah satu dari 20 ilmuwan dan insinyur di CSIRO, lembaga nasional untuk bidang penelitian dan sains di Australia.

Anda mencoba ingin mengurangi makan daging, tapi tidak suka makanan vegetarian karena terasa sekali seperti daging palsu? Sebentar lagi Anda akan bisa lebih menikmatinya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News