Ilmuwan Indonesia Merasa Tidak Dilibatkan dalam Menangani Virus Corona

Ilmuwan Indonesia Merasa Tidak Dilibatkan dalam Menangani Virus Corona
Seorang ilmuwan mengatakan seharusnya sejak awal pemerintah melibatkan perguruan tinggi, Kemenristek dan Dikti untuk menangani pandemi COVID-19. (Antara, Hafidz Mubarak)

Memberi masukan jadi 'tantangan besar'

Pandu Riono, epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) yang merancang pemodelan COVID-19 di Indonesia adalah salah satu orang yang sejak awal sadar pentingnya sains dalam penanganan wabah corona.

Sejak virus corona di Wuhan merebak, ia sudah mulai mempelajarinya sebagai langkah antisipasi bila virus ini masuk ke Indonesia.

Butuh 'keterbukaan dan ketegasan' pemerintah

Ilmuwan Indonesia Merasa Tidak Dilibatkan dalam Menangani Virus Corona
Yanuar Nugroho, seorang akademisi Indonesia mengatakan ada kesan pemerintah tidak serius sejak awal mewabahnya virus corona.

 

"Sejak bulan Januari kami sudah expect [menduga kasus corona ada di Indonesia] dan kesal juga, kok laporan [kasusnya] negatif terus. Denial [penyangkalan] pemerintah saat itu juga luar biasa tingginya," kata Pandu kepada Hellena Souisa dari ABC News.

Sikap menganggap enteng virus corona yang dipertontonkan pejabat Indonesia mendorong Pandu untuk giat meneliti wabah corona jika sewaktu-waktu pemerintah memerlukan bantuan.

Pandu dan sejawatnya kemudian membuat pemodelan terkait lonjakan pasien jika kita tidak ada intervensi yang serius, yang akhirnya dipakai oleh BAPPENAS untuk mengestimasi kebutuhan rumah sakit.

Selain itu, ia juga mempresentasikan temuannya ke beberapa pemerintah daerah.

Tapi bukan berarti input-input yang diberikan Pandu langsung diterima oleh pemerintah.

Upaya menekan angka penularan virus corona di Indonesia selama ini melibatkan Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News