Imam Prasodjo Sarankan Pencairan BLT Dalam Bentuk Sembako dan Uang

Imam Prasodjo Sarankan Pencairan BLT Dalam Bentuk Sembako dan Uang
Proposal permohonan dana bantuan sosial. Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Sosiolog sekaligus dosen di Universitas Indonesia (UI) Imam B Prasodjo menyarankan pemerintah agar pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dalam bentuk sembako dan uang tunai kepada masyarakat ekonomi lemah apabila pembatasan sosial skala besar diterapkan.

"Misalnya 70 persen berupa sembako sisanya uang tunai untuk beli obat, vitamin dan sebagainya," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Selasa (31/3).

Pemerintah, katanya, telah menyampaikan pencarian BLT segera dilakukan untuk membantu masyarakat akibat terdampak pandemi COVID-19. Namun, menurut Imam, BLT saja tidak cukup mengatasi masalah saat ini.

"Saya sarankan bukan BLT yang paling penting. BLT itu tunai tapi yang penting itu bisa diterjemahkan ke dalam bentuk sembako langsung dan diantarkan ke rumah mereka," katanya.

Selain itu, ujar dia, BLT berupa uang yang diberikan tersebut bisa juga digunakan masyarakat untuk berbelanja secara daring guna menghindari kerumunan di pasar atau toko.

Ia menyadari dalam menerapkan kebijakan tersebut tidak akan mudah terutama menentukan masyarakat yang betul-betul membutuhkan bantuan dari pemerintah.

Sosiolog sekaligus Ketua Yayasan Nurani Dunia tersebut menyarankan pemangku kepentingan menggunakan data Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menyasar siapa saja masyarakat yang berhak menerima bantuan akibat pandemi COVID-19.

PLN, ujar dia, pasti memiliki data pelanggan yang menggunakan daya listrik 450 Volt Ampere (VA). Dengan itu pemerintah akan lebih mudah dan bantuan pun lebih tepat sasaran.

Sosiolog sekaligus dosen di Universitas Indonesia (UI) Imam B Prasodjo menyarankan pemerintah agar pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dalam bentuk sembako dan uang tunai kepada masyarakat ekonomi lemah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News