Imigrasi Australia Diminta Persulit Pendatang yang Tak Mahir Berbahasa Inggris
Bila hal itu terjadi maka akan ada perubahan kebijakan yang drastis, dan hal yang akan membantu pekerja terampil seperti Deniz Shahin asal Turki yang sekarang berusia 31 tahun.
Deniz pertama kali tiba di Australia 2016 dengan menyandang gelar Master di bidang teknik geometri.
Namun dia tidak bisa langsung kerja di bidangnya dan harus bekerja sebagi tukang bangunan untuk menghidupi dirinya.
"Saya datang dengan uang $4.000 (lebih dari Rp40 juta) dan habis dalam waktu dua bulan," kata Sahin.
"Saya mengatakan saya butuh pekerjaan".
"Namun ijazah saya terlalu tinggi. Diperlukan waktu hampir satu tahun untuk menemukan pekerjaan di profesi saya."
Sebelum itu, Deniz bekerja dengan gaji lebih tinggi menjadi tukang semen, tukang cat, cuci piring di restoran dan pembuat kopi sebelum mendapatkan pekerjaan di bidangnya.
"Saya merasa kesepian," katanya.
Kebijakan imigrasi Australia tidaklah menarik migran yang memberikan kontribusi ekonomi di masa depan, demikian pendapat lembaga pemikir Grattan Institute
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka