Imigrasi Australia Diminta Persulit Pendatang yang Tak Mahir Berbahasa Inggris

Kebijakan imigrasi Australia tidaklah menarik migran yang memberikan kontribusi ekonomi di masa depan, demikian pendapat lembaga pemikir Grattan Institute.
Karena itu, lembaga tersebut mengatakan ketika perbatasan internasional dibuka setelah pandemi COVID-19, Australia sebaiknya hanya menerima migran muda yang memiliki ketrampilan, bukannya migran yang lebih tua namun memiliki kemampuan berbahasa Inggris buruk.
Di tahun 2019-2020, terdapat 194.400 migran baru yang tiba di Australia.
Menjelang bulan Maret 2020, sekitar dua juta orang tiba di Australia setiap bulannya, termasuk warga Australia yang baru kembali dan juga pengunjung yang menggunakan visa jangka pendek.
Dalam setahun terakhir, hanya sekitar 260 ribu orang yang tiba di Australia, dengan rata-rata 23 ribu orang setiap bulannya.
Menurut laporan terbaru dari Grattan Institute, bila Australia ingin melakukan inovasi di bidang bisnis, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat populasi lanjut usia, maka yang harus dilakukan adalah menghentikan penerimaan migran yang berusia lebih tua dengan kemampuan bahasa Inggris yang buruk.
Sebagai gantinya, lembaga tersebut menyarankan mempermudah proses visa sponsor dan menerima migran yang lebih muda dan memiliki ketrampilan.
Mereka juga mengatakan sebaiknya memberikan gaji yang lebih tinggi kepada migran muda.
Kebijakan imigrasi Australia tidaklah menarik migran yang memberikan kontribusi ekonomi di masa depan, demikian pendapat lembaga pemikir Grattan Institute
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Menteri Karding Siapkan Strategi soal Lonjakan Pekerja Migran Ilegal ke Myanmar-Kamboja
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya