Imlek, Tahun Anjing Tanah, Usai Penderitaan dan Pergolakan

Imlek, Tahun Anjing Tanah, Usai Penderitaan dan Pergolakan
IMLEK:Pengurus Klenteng Soetji Nurani membersihkan rupang dengan air yang ditaburi kembang barenteng, kemari (4/2). Foto: SYARAFUDDIN/RADAR BANJAMASIN/JPNN.com

Pengurus klenteng juga tak mengatur-atur, siapa yang boleh dan siapa yang dilarang ikut pembersihan.

Pengurus, dermawan dan umat silakan ikut menyingsingkan lengan baju. "Sebab, klenteng ini milik Umat Tri Dharma: Buddha, Taois, dan Konghucu," pungkas Tjiang.

Salah seorang warga Tionghoa yang ikut pembersihan adalah Awang Sumargo. Dia bahkan membawa putranya.

"Saya rutin kemari setiap tahun, ikut membantu pembersihan. Selain penghargaan pada klenteng, juga mengajarkan tradisi pada penerus. Makanya saya bawa anak kemari," beber lelaki 60 tahun itu.

Imlek tentu bukan sekadar Barongsai atau Angpao. Tradisi lain yang tak kalah menarik adalah Sembahyang Keselarasan, sering juga disebut Sembahyang Tuhan.

Ditunaikan sembilan hari setelah perayaan Imlek di halaman klenteng pada dini hari. (fud/war/at/nur)

Perayaan Imlek jatih pada 16 Februari, memasuki Tahun Anjing Tanah, yang diramalkan penuh dengan kesuksesan.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News