Impor Jagung 30 Ribu Ton Bisa Tekan Harga Mahal
jpnn.com, JAKARTA - Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Suwardi mengatakan, penilaian impor jagung jangan hanya dibatasi pada jumlah produksi.
Menurut dia, aspek lain juga harus diperhatikan secara objektif sehingga alasan impor jagung untuk pakan ternak bisa diketahui.
Pemerintah sendiri berencana kembali mengimpor jagung untuk pakan ternak sebanyak 30 ribu ton pada 2019.
Tahun lalu pemerintah juga memutuskan mengimpor jagung sebanyak seratus ribu ton.
"Mungkin jumlah produksi jagung untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mencukupi. Namun, jumlah saja belum cukup. Ada juga distribusi yang memerlukan waktu," ujar Suwardi, Kamis (10/1).
Waktu distribusi yang dianggap masih amat lama dapat menjadi salah satu alasan tetap perlunya dilakukan impor jagung.
Di sisi lain, ucap Suwardi, kelompok peternak atau industri pakan ternak memerlukan ketersediaan setiap saat serta cepat.
"Pasokan jagung memerlukan jumlah besar setiap saat yang mungkin belum bisa sesuai jadwal. Ini kebutuhan khusus kan," kata Suwardi.
Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Suwardi mengatakan, penilaian impor jagung jangan hanya dibatasi pada jumlah produksi.
- Bea Cukai Dukung Perdagangan Indonesia-Belanda Lewat Kegiatan Ini
- Impor-Ekspor Indonesia-Israel Masih Ada, Banyak Pihak Meragukan Boikot Produk
- Bea Cukai & Satgas BAIS Gagalkan Kegiatan Impor Ilegal di Aceh
- Bea Cukai Edukasi Ketentuan Impor ke Para Pegiat Akademik
- Bea Cukai Tanjung Perak Musnahkan 108,1 Ton Tepung yang Tidak Lolos Syarat Impor
- Lewat PGTC 2024, Pertamina Siap Kolaborasi Hadapi Trilema Energi