Impor Jagung Dipastikan Tak Akan Ganggu Harga Petani

Impor Jagung Dipastikan Tak Akan Ganggu Harga Petani
Jagung yang siap dipanen. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Rapat koordinasi terbatas (rakortas) di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian beberapa waktu lalu memutuskan untuk mengimpor jagung sebanyak maksimal 100 ribu ton.

Impor dilakukan guna memenuhi kebutuhan pakan bagi peternakan ayam mandiri atau skala kecil, khususnya ayam petelur. Saat ini, peternak ayam mengalami kondisi kritis karena kekurangan suplai jagung yang menyebabkan harga melonjak naik.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan, penugasan impor ini akan dilaksanakan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan periode importasi dibatasi hingga akhir Desember. 

Menurutnya, volume impor yang diberikan sesuai dengan kebutuhan para peternak mandiri. Hal tersebut diyakini tak mengganggu harga pasaran para petani jagung.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) I Ketut Diarmita menjelaskan, konsumsi jagung untuk pakan peternak mandiri sekitar 210 ribu ton per bulan atau 2,52 juta ton per tahun.

Adapun konsumsi jagung untuk pabrik pakan ternak mencapai 650 ribu ton per bulan atau 7,76 juta ton per tahun. Impor ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akhir tahun para peternak ayam.

"Prediksi kami, Januari sudah panen raya sehingga diputuskan maksimal impor 100 ribu ton supaya tidak mengganggu harga jagung petani kita," kata Ketut di kantor Kementan, Sabtu (3/11).

Untuk memaksimalkan impor, Kementan bersama Bulog akan bekerja sama untuk menentukan alur distribusinya agar efektif dan Bulog tidak rugi. “Saya sudah perintahkan peternak mandiri tanda tangan kontrak dan menyerap habis jagung impor itu," tambah dia.

Impor jagung dilakukan guna memenuhi kebutuhan pakan bagi peternakan ayam mandiri atau skala kecil, khususnya ayam petelur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News