Impor Ponsel Ilegal Belum Ditangani Serius
Senin, 18 Februari 2013 – 07:24 WIB
Selama ini pihaknya menilai, Indonesia masih menjadi pasar ponsel saja. Ia mengungkapkan, banyak investor yang ragu berinvestasi ke Indonesia lantaran ketidakseriusan pemerintah dalam membendung impor illegal. "Dulu Motorolla merelokasi pabriknya ke Vietnam, lalu BlackBerry membangun pabrik di Malaysia. Padahal mestinya di Indonesia sebagai pasar terbesar mereka," katanya.
Ia berpendapat, selama ini pengawasan impor ponsel dangat lemah. Pihaknya sering mengeluh pada pemerintah. Sebagai importir kami harus melalui prosedur yang panjang, sementara importir illegal bisa masuk tanpa selembar dokumen dan biaya administratif apa pun.
Selain itu, jika dilihat di toko-toko antara ponsel legal dan illegal tak ada bedanya. Untuk itu ia menghimbau agar pemerintah menciptakan suatu sistem pengawasan yang canggih. Sehingga konsumen pun bisa membedakan mana produk legal dan illegal.
Sebelumnya Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan dibutuhkan timing yang pas untuk menerapkan cukai ponsel. Pemerintah harus bisa mengukur kesiapan industri ponsel dalam negeri. Sehingga saat merealisasikan rencana tersebut industri nasional sudah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan bisa bersaing. "Jangan sampai dipaksakan. Industri belum siap lalu ponsel dikenakan cukai. Tentu itu tidak memenuhi aspirasi konsumen," ujarnya.
JAKARTA--Niat Kementerian Keuangan untuk menerapkan cukai terhadap ponsel di nilai belum sesuai dengan kondisi saat ini. Terutama setelah Kementerian
BERITA TERKAIT
- Upaya Tim Pembina Samsat-Jasa Raharja Tingkatkan Kepatuhan Bayar Pajak Kendaraan Bermotor
- PropertyGuru Indonesia Property Awards ke-10 Antisipasi Pertumbuhan Positif di Sektor Properti
- Pertamina Sebut Pertamax Green 95 Bukan untuk Menggantikan Pertalite
- Dukung Program Pemerintah, Arsari Tambang Resmi Bangun Pabrik Hilirisasi Timah
- Pembiayaan Porsi Haji Plus Pegadaian Bikin Perjalanan Haji jadi Lebih Terencana
- Semarak Pembukaan Megabuild dan Keramika Indonesia