India Ubah Kashmir Jadi Penjara di Kaki Himalaya

India Ubah Kashmir Jadi Penjara di Kaki Himalaya
India menjadikan wilayah Kashmir penjara di kaki Himalaya. Foto: BBC/ABID BHAT

Tak lama kemudian, tentara India datang dan membubarkan paksa para pendemo. Mereka menembakkan gas air mata dan peluru karet. Asif Mohammed, 16, menjadi salah satu korban luka akibat peluru karet. Dia mengatakan, penembakan itu dilakukan tanpa provokasi dari warga.

"Selesai sudah. Ini adalah Idul Adha terburuk yang pernah ada," ujar Zahoor Ahmad Ganai, warga.

Pemerintah berusaha menyangkal kedongkolan warga Kashmir. Menurut mereka, protes pascasalat Jumat hanyalah aksi yang didasarkan emosi sesaat. "Di luar Srinagar, aktivitas sehari-hari sudah berangsur normal. Selama ketertiban ada, penjagaan pasti kami kurangi," ujar Jubir Kemenlu India Raveesh Kumar.

Masyarakat Kashmir punya pendapat yang berbeda. Menurut mereka, jika pemerintah India terus melakukan penindasan, bisa jadi semua warga Kashmir bakal memberontak.

"Biasanya, dalam satu keluarga, ada saudara yang promilitan, lalu lainnya pro-India. Tapi, kali ini India akan mempersatukan mereka," ujar Rizwan Malik.

Malik yang tinggal di Delhi memilih pulang kampung karena tak bisa menghubungi orang tuanya. Biasanya, pemuda 25 tahun itu memihak pemerintah pusat. Namun, kali ini dia merasa terkhianati.

"Katanya India percaya demokrasi. Omong kosong," tegasnya.

Duka warga Kashmir jelas bisa berubah menjadi amarah. Saat koresponden BBC berkeliling kota, seorang bapak tiba-tiba bicara sambil menggendong putranya yang masih balita. Dia berkata, warga Kashmir seperti dirinya tak akan segan untuk mengangkat senjata jika terus ditekan. "Ini putra saya satu-satunya. Kalau perlu, saya akan ajari dia memegang senjata juga," ucapnya. (*/c11/dos)


Pencabutan pasal 370 yang terkait dengan otonomi khusus Jammu dan Kashmir di India sudah berjalan hampir seminggu. Keputusan itu menjadi bom waktu.


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News