Indonesia Ajak Jepang Tambah Investasi di Sektor Industri Kimia dan Baja

Indonesia Ajak Jepang Tambah Investasi di Sektor Industri Kimia dan Baja
Ilustrasi baja. Foto: AFP

”Kami sepakat untuk menguatkan kerja sama di industri baja sebagai sektor hulu. Industri ini berperan penting untuk memasok kebutuhan bahan baku dalam mendukung proyek infrastruktur dan menopang kegiatan sektor industri lainnya,” ujarnya.

Hal tersebut sejalan dengan upaya Kementerian Perindustrian yang sedang berfokus untuk mengakselerasi pembangunan klaster industri baja di Cilegon, Banten, yang ditargetkan bisa memproduksi hingga 10 juta ton baja pada 2025.

Selain itu, Kemenperin mempercepat pembangunan klaster industri baja di Batulicin, Kalimantan Selatan; dan Morowali, Sulawesi Tengah.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Pangan Strategis Juan Permata Adoe menyebutkan bahwa pelaku usaha optimistis iklim investasi bisa kembali digenjot. Dampaknya mulai terasa pada semester II 2019.

”Kita juga sedang menunggu kesepakatan dagang yang diupayakan pemerintah dengan beberapa negara ekonomi maju seperti Eropa, Australia, Jepang, dan Korea,” ujarnya.

Menurut Juan, saat ini sebenarnya investor yakin bahwa kondisi ekonomi kondusif. Hanya, investor asing masih menunggu kepastian.

”Investasi baru membutuhkan waktu. Aliran investasi dan modal diperkirakan baru dimulai semester kedua,” ungkapnya. (agf/c6/oki)


Jepang hingga kini masih menjadi salah satu negara investor terbesar di Indonesia. Peningkatan investasi Negeri Sakura itu sepanjang 2013 hingga 2017 melonjak pesat dari sebelumnya 1.438 menjadi 1.911 perusahaan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News