Indonesia Harus Waspada pada Perubahan Iklim Ekstrem
Ada lagi riset yang menyoroti dampak pemanasan global pada ekonomi Indonesia yang sangat besar kecuali emisi dipangkas sesegera mungkin.
Diffenbaugh dan Burke tahun 2019 menyebut PDB Indonesia per kapita mungkin sudah 15% lebih rendah ketimbang yang bisa tercapai tanpa pemanasan yang disebabkan ulah manusia sejak 1991.
Pertanian dan Infrastruktur Terdampak
Panas ekstrem merupakan salah satu dampak krisis iklim yang sangat nyata di Indonesia. Hawa panas ini menurunkan hasil panen dan pangan di Indonesia, sebagaimana dinyatakan dalam riset Kinose pada 2020.
Dalam skenario tinggi emisi, merujuk pada penelitian ini, Pulau Jawa dan wilayah utara Sumatera akan mengalami penurunan panen beras sampai 20-40% pada 2040.
Penelitian lain pada 2018 menyebut kenaikan suhu berdampak langsung pada penurunan panen kakao di Indonesia.
Jika suhu mencapai 27-27,5°C maka hasil panen bakal merosot 67 persen dan bahkan sering mencapai nol.
Selain kakao, beras dan kopi juga akan terdampak dari kenaikan suhu dan penurunan curah hujan.
Sejumlah riset dalam beberapa tahun belakangan ini yang konsisten menyebut bahwa ekonomi Indonesia termasuk yang paling rentan terhadap perubahan iklim.
- Sambut Peluncuran Film Climate Witness, Begini Komentar Direktur Koaksi Indonesia
- YRE Dorong Transisi Energi Melalui Koperasi Hijau di Kawasan Rural
- Peningkatan Perubahan Iklim, UNUSIA Gelar Kajian Mengenai Fikih Lingkungan
- Peran Generasi Muda dalam Mengatasi Krisis Pangan
- Dukung Upaya Mitigasi Perubahan Iklim, Pertamina Rehabilitasi Mangrove di Kupang NTT
- PT Aludra dan ASISI Kerja Sama untuk Mencegah Perubahan Iklim