Indonesia Menerima Bantuan dari Australia untuk Membeli Vaksin

Australia memberikan dana kepada Indonesia sebesar 77 juta dolar atau sekitar 836 miliar untuk membeli vaksin, meskipun belum terealisasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Sadikin saat konferensi pers PPKM Darurat, Kamis kemarin (1/7).
"Memang vaksinnya belum dapat, karena mencarinya lewat COVAX. Jadi berhubung CEO COVAX itu orang Australia, kalau bisa vaksinnya cepat dan mungkin bisa 10 juta [dosis] itu dari Australia," katanya.
Selain Australia, negara lain yang akan berkontribusi antara lain Jepang, yang akan menyumbang 2,1 juta vaksin AstraZeneca, dan Amerika Serikat yang akan mengibahkan empat juta dosis vaksin Moderna.
Sementara Sinovac dari Tiongkok hingga saat ini sudah memberikan bahan mentah vaksin COVID-19 kepad Indonesia sebanyak 105 juta dosis.
Menkes Budi mengatakan tengah menanti kedatangan dosis vaksin AstraZeneca yang akan tiba melalui program Akses Vaksin COVID-19 Global (COVAX).
COVAX merupakan program yang dijalankan oleh Gavi, Koalisi Inovasi Persiapan Epidemi (cepi) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertujuan untuk "mempercepat pengembangan dan produksi vaksin COVID-19 dan memastikan akses yang adil bagi semua negara di dunia".
COVAX berkomitmen untuk menyediakan dosis bagi paling tidak 20 persen dari populasi keseluruhan suatu negara dan akan langsung didistribusikan ketika sudah tersedia.
Australia memberikan dana kepada Indonesia sebesar 77 juta dolar atau sekitar 836 miliar untuk membeli vaksin
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS