Indonesia Raja Nikel, Ceria Percaya Diri Garap Baterai Kendaraan Listrik

Indonesia Raja Nikel, Ceria Percaya Diri Garap Baterai Kendaraan Listrik
Ceria Nugraha Indotama berkomitmen mendukung program net zero emission pemerintah pada 2060

Ceria melihat pengembangan smelter RKEF dan HPAL sebagai tahapan pengembangan awal menuju hilirisasi nikel.

Ceria merencanakan pengembangan yang terdiri atas lima tahapan pengembangan proyek pengolahan dan pemurnian bijih nikel.

Untuk bijih nikel saprolite yang diolah melalui smelter RKEF dan memproduksi ferronickel akan dilanjutkan pengolahannya hingga memproduksi nickel matte sampai produk pengolahan antara akhir nickel sulphate.

Sementara itu, bijih limonite yang diolah melalui pabrik HPAL untuk memproduksi MHP akan dilanjutkan sampai nickel sulphate, lalu dilanjutkan menjadi precursors (katoda dan anoda) yang hasil akhirnya adalah battery cells dan battery pack.

"Kami berkomitmen mendukung program net zero emission pemerintah pada 2060. Kami dalam proses membangun pabrik untuk baterai," kata Derian.

Dia menuturkan Ceria punya tujuan menjadi pemain integral dalam upaya Indonesia untuk menjadi pusat produksi kendaraan listrik dan baterai global. Oleh sebab itu, dia juga berkomitmen pada praktik berkelanjutan dan inovasi teknologi.

Ceria berinvestasi dalam teknologi pemurnian yang akan memenuhi permintaan nikel dan kobalt.

“Ceria adalah perusahaan pertambangan dan pemurnian nikel dan kobalt yang mengutamakan efisiensi serta praktik berkelanjutan. Upaya ini sangat penting untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 yang sudah menjadi kesepakatan pemerintah pada G20, 2022 Summit,’’ katanya. (*/jpnn)

Ceria Nugraha Indotama serius menggarap potensi nikel di Indonesia. Mereka ingin membuat sampai lini baterai.


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News