Indonesia Waspada Risiko AS dan Korut
Jumat, 28 April 2017 – 08:38 WIB
Hal itu seiring dengan terbatasnya dampak kenaikan suku bunga acuan The Fed dan peningkatan harga komoditas global sejak kuartal keempat 2016.
Dari sisi domestik, dinamika rupiah ditopang sentimen positif mengenai optimisme perekonomian.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad menegaskan, likuiditas perbankan saat ini cukup kuat.
Itulah penguatan imbas dari program tax amnesty. Dia menambahkan bahwa konsolidasi perbankan sejak 2016 hingga awal 2017 mulai menunjukkan kondisi stabil.
Artinya, ekspansi bisnis bisa segera dilakukan. ’’Kami masih optimistis target kredit perbankan 9–12 persen itu bisa tercapai tahun ini,’’ tuturnya. (ken/c14/sof)
Perekonomian Indonesia pada triwulan pertama tahun ini masih cukup terkendali. meski tetap ada potensi risiko.
Redaktur & Reporter : Ragil
BERITA TERKAIT
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Lagi, jadi Sebegini Per Gram
- Proyek IKN Mulai Dilirik Pemerintah dan Investor Belanda
- Edukasi Investasi, Bibit.Id Jelaskan 3 Alasan Beli Sukuk Seri ST012
- Aset Bank bjb Tembus Rp 202,5 Triliun di Tengah Tantangan Perekonomian Indonesia
- Microsoft Berinvestasi di Indonesia, Luhut: Anda Tidak akan Menyesal, Saya Janji
- Ketua Koperasi Ini Jadi Tersangka Investasi Bodong, Begini Modusnya