Indra Charismiadji: Program Digitalisasi Sekolah Kok Malah jadi Proyek Pengadaan Laptop

Indra Charismiadji: Program Digitalisasi Sekolah Kok Malah jadi Proyek Pengadaan Laptop
Pengamat dan Praktisi Pendidikan, Indra Charismiadji saat menjadi narasumber Poadcast JPNN.com, Jakarta, Selasa (10/11). Foto: Dika Rahardjo/JPNN.com

Infostruktur dimaksudkan bagaimana informasi itu bisa terstruktur. Sedangkan infokultur, kultur mengajar dengan pola digital dan mengajar tatap muka atau konvensional itu berbeda. Gurunya juga harus disiapkan memahami pedagogi digital. 

Kulturnya, siswanya pun juga begitu. Mengenal yang namanya synchronous (komunikasi online langsung) dan asynchronous (komunikasi online tidak langsung) learning. Bukan hanya synchronous.

"Kalau kita bicara digitalisasi pendidikan harusnya konsepnya seperti itu. Nah kalau sekarang hanya bicara pemberian laptop, itu bukan digitalisasi pendidikan," kritiknya.

Jika hanya bagi-bagi laptop, lanjutnya, sejak era Mendikbud Muhammad Nuh, itu sudah dilakukan. Bahkan dari zaman Mendikbud Bambang Sudibyo. Karena menurutnya, program Nadiem hanya berganti nama dan tidak ada inovasi baru terkait penyebutan digitalisasi sekolah.

Dia menyarankan Mendikbud Nadiem Makarim membuat program yang benar dan bertanya pada pihak yang paham digitalisasi sekolah.

"Solusi terbaik untuk digitalisasi sekolah adalah membuat ICT Masterplan in Education seperti Singapura dulu. Kalau hanya bagi-bagi laptop kelihatan banget untuk kepentingan proyek," tandasnya. (esy/jpnn)

 

Pengamat pendidikan Indra Charismiadji mengkritisi kebijakan digitalisasi sekolah yang fokus pada pengadaan laptop dengan Anggaran 3 triliun


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News