Industri Garmen dan Konveksi Potensial

Industri Garmen dan Konveksi Potensial
Industri Garmen dan Konveksi Potensial

SURABAYA - Bisnis garmen dan konveksi di Jatim masih potensial. Apalagi Jatim didukung dengan jumlah sumber daya yang memadai dan upah tenaga kerja yang terjangkau.
     
Chief Executive Officer (CEO) More Media Kreasi Aulia Sunhandhyka mengatakan bahwa geliat bisnis garmen dan konveksi di tanah air didominasi di Jateng dan Jabar.

Seperti di Solo didukung dengan pabrikan tekstil yang tersebar. Sedangkan di Jabar, selain banyaknya pabrik tekstil, industri pakaian hilir juga berkembang pesat.

"Memang, karakter tiap daerah berbeda-beda. Di sektor padat karya, di Jatim mayoritas industri alas kaki. Tapi, kalau mengembangkan produksi pakaian baik hulu maupun hilir, sebenarnya masih potensial," kata Aulia di sela pameran Indonesia Apparel Production Expo Surabaya 2014 kemarin (12/6).
     
Sebab produk tekstil ini masuk sektor padat karya yang membutuhkan banyak karyawan. Sementara jumlah tenaga kerja di Jatim juga melimpah. Selain itu kalau dibandingkan dengan Jakarta, upah tenaga kerja di Jatim relatif lebih terjangkau.

"Saat ini tren industri garmen dan konveksi di Jakarta turun, karena upah minimal di sana Rp 2,4 juta. Tentu berat bagi pelaku usaha. Sementara di Jateng upah tenaga kerja mulai Rp 1,1 juta. Begitu pula di Jatim, upah masih terjangkau," terangnya.
     
Selain dari sisi produksi, pemasaran produk garmen dan konveksi juga mudah. Seperti jumlah penduduk yang besar sebagai target market. Posisi Surabaya sebagai pelabuhan untuk masuk wilayah Indonesia timur juga menjadi daya saing pasar di Jatim.
     
Sementara itu dari sisi teknologi, produksi pakaian sudah berkembang pesat. Terbaru, teknologi dalam memproduksi pakaian menggunakan konsep print digital. Konsep tersebut dapat diterapkan baik untuk kain maupun per satuan pakaian.

"Ini didasari keinginan konsumen ingin membuat desain kaos sendiri yang tidak dijual di tempat lain," urainya. (res/agm)


SURABAYA - Bisnis garmen dan konveksi di Jatim masih potensial. Apalagi Jatim didukung dengan jumlah sumber daya yang memadai dan upah tenaga kerja


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News