Industri Keramik Cemas Tunggu Penurunan Harga Gas

jpnn.com - JAKARTA – Harga gas industri yang belum jua turun membuat para pelaku industri keramik keteteran. Mereka mempertanyakan keseriusan pemerintah melaksanakan paket ekonomi jilid III tentang penurunan harga gas.
Dampak tingginya harga gas dirasakan langsung industri keramik yang sangat bergantung pada gas. Penggunaan energi, baik gas maupun listrik, berkontribusi sekitar 35 persen dari ongkos produksi industri ini.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Elisa Sinaga mengatakan, dua tahun terakhir harga gas menjadi kendala besar yang menghambat pertumbuhan industri keramik.
Padahal, sejumlah negara di Asia Tenggara sudah menurunkan harga gas sehingga industri keramik mereka bisa bersaing dengan keramik Indonesia.
”Sampai sekarang harga gas masih USD 9 per mmbtu (metric British thermal unit). Sedangkan gas di Malaysia dan Thailand antara USD 4–8 per mmbtu,” katanya kemarin (20/3).
Elisa berharap pemerintah segera merealisasikan rencana penurunan harga gas industri seperti yang diamanatkan dalam paket kebijakan ekonomi. ”Kami sudah harap-harap cemas jadi atau tidak diturunkan,” terangnya. (wir/dim)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Fujifilm Meluncurkan Kamera Analog Instax Mini 41, Intip Fitur dan Harganya
- BigBox AI Meningkatkan Loyalitas Pelanggan lewat Layanan Purna Jual
- Bank Aladin Syariah & PP Muhammadiyah Perkuat Sinergi Lewat Edukasi Digital
- Bea Cukai Tanjung Priok Fasilitasi Ekspor 10 Ton Galvanize ke Amerika Serikat
- Gubernur Herman Deru Luncurkan Gebrak, Dukung Program Prabowo Bangun 3 Juta Rumah
- Herman Deru Realiasikan Pembagian Porsi Saham 10 % Pengelolaan Migas di Rimau