Industri Manufaktur Menggeliat di Masa Pandemi COVID-19

Industri Manufaktur Menggeliat di Masa Pandemi COVID-19
PKSP Universitas Nasional bekerja sama dengan CIDES menggelar webinar bertema 'Strategi Menyelamatkan Industri Manufaktur di Tengah Kondisi Pandemi Covid 19', di Jakarta, Rabu (23/9). Foto: PKSP Unas

Yaitu, mengoptimalkan instrumen lembaga keuangan lokal berdasarkan local wisdom. Seperti koperasi, LKM, kelompok arisan dan sebagainya.

Untuk mengganti ketergantungan pada produk-produk impor, Mukhaer menyarankan dilakukan pengembangan industri substitusi impor.

Karena bisa menghemat devisa, dan juga sudah banyak industri substitusi impor nasional yang kualitas produksinya tidak kalah dengan produk impor.

Pandangan senada dikemukakan Manufacturing Director PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Lilik Unggul Raharjo.

"Pandemi COVID-19 telah menurunkan proyeksi GDP (Gross Domestic Product) masing-masing negara, tetapi kami optimistis industri manufaktur akan kembali tumbuh di 2021,” ucap Lilik.

Sementara itu, Business Development Indonesia Packaging Federation (IPF) Ariana Susanti menyampaikan kabar gembira.

Menurutnya, industri packaging menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan di masa pandemi Covid 19. Hal tersebut tidak terlepas dari berkembangnya ekonomi digital.

“Porsi ekonomi digital Indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2025, diproyeksi mencapai 133 miliar dollar AS atau Rp 1.826 triliun,” ucap Ariana.(gir/jpnn)

Masyarakat mulai menyukai produk-produk lokal, momentum bangkitnya industri manufaktur di masa pandemi Covid-19.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News