Inflasi Mei Rendah, Pengamat: Ini Bukan Kabar Baik
Pengamat ekonomi INDEF Bhima Yudhistira menuturkan bahwa rendahnya inflasi inti harus menjadi perhatian pemerintah. Dia menguraikan, besaran inflasi inti terus menunjukkan penurunan sejak Januari. Per Januari 2018 angka nya 0,31 persen tapi di bulam Mei bahkan ketika terdapat momen ramadhan hanya 0,21 persen.
"Itu menunjukkan dorongan dari sisi permintaan masih lemah. Inflasi rendah belum tentu karena pasokan pangan cukup, tapi karena masyarakat menahan belanja," jelasnya pada Jawa Pos.
Selain itu, lanjut Bhima, lebaran tahun ini berdekatan dengan tahun ajaran baru sekolah dan THR ternyata tidak semua dibelanjakan oleh PNS dan pensiunan. Dampak dari teror bom juga membuat masyatarakat menahan diri ke pusat perbelanjaan.
"Itu juga pengaruh ke demand. Indikator lain dari melemahnya permintaan adalah DPK perbankan masih tumbuh dikisaran 7-8 persen. Penjualan mobil pribadi di kuartal I 2018 anjlok di angka 2,3 persen secara yoy. Jadi inflasi rendah ini bukan kabar baik," imbuhnya. (ken)
Pengamat ekonomi INDEF Bhima Yudhistira mengatakan, rendahnya inflasi di bulan Mei belum tentu karena pasokan pangan cukup.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Mulai Dilepas, Ribuan Kontainer Tertahan Akibat Persetujuan Teknis
- Tugas Dua Pj Bupati Kembali Diperpanjang, Nana Sudjana: Perhatikan Inflasi Hingga Pilkada
- Menko Airlangga: Kemungkinan Indonesia Resesi 1,5 Persen
- Lestari Moerdijat Sebut Banyak Hal Menguntungkan Jika Kesetaraan Gender Diwujudkan
- Sri Mulyani Masuk Bursa Pilgub Jakarta, Stafsus Menkeu Singgung Soal Parpol
- Catatan Ketua MPR: Tetaplah Berhati-hati dan Bijaksana Mengelola Pertumbuhan Ekonomi