Inflasi Terkendali, Daya Beli Masyarakat Melemah

Inflasi Terkendali, Daya Beli Masyarakat Melemah
Ilustrasi BPS. Foto: JPNN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pelemahan daya beli masyarakat juga menjadi perhatian pemerintah.

Dia menekankan, perkembangan ekonomi secara sektoral dan nasional terjadi kontraksi di sektor pertambangan yang kemudian memengaruhi sektor lainnya.  

”Dan itu terjadi puncaknya pada kuartal terakhir 2016. Jadi, saya menganggap ini masih menjadi imbas dari pelemahan ekonomi selama 2014, 2015, dan 2016 karena faktor komoditas dan ekspor. Sehingga imbasnya masih terasa sampai sekarang,” ujarnya.

Sri melanjutkan, pemerintah akan terus berfokus pada peningkatan daya beli masyarakat, khususnya kalangan menengah ke bawah, melalui program-program seperti belanja sosial.

”Kami menganggap untuk menaikkan daya beli adalah dengan confidence, jadikan itu melekat,” ujarnya.

Dia melihat ada mata rantai yang saling terkait antara tekanan pada produktivitas yang memengaruhi upah.

”Hampir di seluruh dunia, produktivitas juga mengalami stagnasi. Ini adalah kemampuan meningkatkan daya beli dengan upah yang meningkat. Ini tantangan untuk pemerintah,” paparnya.

Dengan inflasi 0,69 persen pada Juni, inflasi tahun kalender mencapai 2,38 persen dan inflasi year on year 4,37 persen.

Data inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) kian mengonfirmasi bahwa daya beli masyarakat berada pada titik lemah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News