Inflasi Terkendali, Daya Beli Masyarakat Melemah

Inflasi Terkendali, Daya Beli Masyarakat Melemah
Ilustrasi BPS. Foto: JPNN

Kepala BPS Suhariyanto menuturkan, pada Lebaran 2017, inflasi lebih terkendali jika dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya.

”Pemerintah melakukan berbagai upaya. Ada satgas pangan dan lainnya,” ujarnya.

Suhariyanto menuturkan, inflasi Juni terkendali karena pemerintah berhasil menjaga harga pangan yang biasanya bergejolak pada momen Ramadan dan Idul Fitri.

Dia menguraikan, penyebab inflasi yang dominan justru disumbang pengeluaran pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 1,27 persen. Sedangkan andil inflasinya 0,23 persen.

Komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah tarif angkutan udara dengan andil 0,12 persen, tarif angkutan antarkota 0,08 persen, dan tarif kereta api andilnya 0,01 persen. 

Faktor pemicu inflasi lainnya, kata Suhariyanto, adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,75 persen dengan andil 0,18 persen.

Sebab, ada kenaikan tarif listrik golongan 900 VA dan tarif air minum PAM. Sementara itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau berkontribusi 0,39 persen dengan andil 0,07 persen karena kenaikan harga kue kering, nasi dan lauk pauk, serta rokok kretek yang masing-masing 0,01 persen.

Kelompok bahan makanan hanya memberikan sumbangan inflasi 0,69 persen dengan andil 0,14 persen.

Data inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) kian mengonfirmasi bahwa daya beli masyarakat berada pada titik lemah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News