Ingat, Belajar Agama Harus Sampai ke Intinya
jpnn.com, BOGOR - Ancaman radikalisme dan terorisme menjadi concern besar bangsa Indonesia.
Masih banyaknya sel-sel terorisme di tanah air dan kelompok radikal ISIS yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu target propaganda dan aksi mereka.
Bahkan momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Jakarta 2017 pun juga dimanfaatkan untuk memecah belah masyarakat melalui hasutan dan berita hoaks.
Kondisi itulah yang mengharuskan bangsa Indonesia memiliki tameng untuk membendung propaganda radikalisme dan terorisme.
Salah satunya kewajiban untuk memperdalam agama sampai ke intinya.
Tujuannya, agar tidak mudah terpengaruh radikalisme dan terorisme yang menggunakan agama sebagai 'kendaraan' mereka.
"Belajar agama harus sampai ke intinya dan jangan cuma sampai kulitnya. Karena kalau orang belajar sampai ke intinya, tentu dia tidak akan melukai, menyalahkan, apalagi menyesatkan orang lain," ungkap Ketua Dewan Pakar Badan Pembina Rohani Mental Islam Nasional KH Ridwan Muhammad Yusuf pada peringatan Isra Mikraj di Kantor BNPT, Sentul, Bogor, Kamis (27/4.
Untuk memperjelas pemahaman itu, Kiai Ridwan Muhammad memberi contoh filosofi kelapa.
Ancaman radikalisme dan terorisme menjadi concern besar bangsa Indonesia.
- BNPT Serahkan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan untuk 18 Pengelola Objek Vital
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa
- Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen Sistem Pengamanan Jelang World Water Forum
- Kepala BNPT Ingatkan Waspadai Perkembangan Ideologi Terorisme dari Akarnya
- Densus 88 Antiteror Bekuk 7 Terduga Anggota JI
- Diakui International Police Organization, Pemuda Ini Siap Berkontribusi Jaga Keamanan