Inggris Terpaksa Ikut Pemilu Eropa

Inggris Terpaksa Ikut Pemilu Eropa
Warga pro-Uni Eropa saat aksi demonstrasi menuntut referendum ulang Brexit di London, Foto: Reuters

Namun, jika kesepakatan itu dicapai sebelum batas waktu, penangguhan langsung dihentikan. "Setelah Majelis Rendah meratifikasi sebuah kesepakatan, penangguhan akan berakhir saat itu juga," ujar Tusk menurut The Guardian.

Namun, ide tersebut juga belum tentu disetujui 27 negara lainnya. Sebagaimana diberitakan, negara anggota sudah menolak permintaan penangguhan Brexit hingga 30 Juni. Mereka, diwakili Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, hanya memberikan waktu sampai Jumat pekan depan (12/4).

Hal itu juga ditegaskan Prancis. Salah satu petinggi Prancis menyatakan bahwa Inggris harus membawa tawaran yang lebih menggoda dari sekadar mengikuti pemilu. "Penangguhan hanya sebuah alat. Bukan solusi."

Sementara itu, pengamat politik Eropa Anand Menon mengatakan, permintaan May bisa jadi merupakan tameng politik. Rabu lalu (3/4) pemerintah memang diwajibkan meminta penangguhan waktu yang lebih lama dari 12 April oleh parlemen.

"May sudah tahu bahwa permintaannya akan ditolak. Tapi, lebih baik meminta lalu ditolak daripada meminta hal yang akan memecah belah partainya sendiri," ungkap pengajar di King's College itu. (bil/c17/dos)


Perdana Menteri Theresa May kembali meminta perpanjangan tenggat waktu Brexit hingga 30 Juni


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News