Ini Alasan Persebaya Cenderung Menolak Ikut Kompetisi Liga Indonesia

Ini Alasan Persebaya Cenderung Menolak Ikut Kompetisi Liga Indonesia
Ilustrasi: Pemain Persebaya Rachmat Irianto menghindari pemain Persik Kediri Ibrahim Sanjaya pada pembuka Liga-1 Indonesia di GBT, Surabaya, Sabtu (29/2/2020). (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

jpnn.com, JAKARTA - Persebaya Surabaya menganggap PSSI belum bisa memberikan jaminan kepada klub peserta Liga 1 Indonesia, soal teknis kompetisi saat liga kembali digulirkan 1 Oktober mendatang.

Manajer Persebaya Surabaya Bajul Ijo Chandra Wahyudi mengatakan, PSSI dan PT. LIB belum memberikan teknis secara mendetail soal format dan protokol kelanjutan kompetisi, termasuk jaminan kesehatan.

Menurut dia, apabila di tengah kompetisi terdapat pemain atau ofisial yang positif COVID-19, federasi belum memberikan gambaran apa yang mesti dilakukan baik oleh klub maupun operator liga.

"Ada satu pertanyaan mendasar, bagaimana jika ada di antara ratusan pemain tiba-tiba terkena wabah ini, apa yang dilakukan? Kami ingin mendapat gambaran tersebut," ujar Chandra Wahyudi dalam diskusi daring yang dipantau dari Jakarta, Selasa (28/7).

Ia membandingkan dengan kompetisi di Vietnam.

Saat kompetisi sudah berjalan bahkan dihadiri dengan penonton, lalu ditemukan kembali kasus COVID-19, otoritas setempat memutuskan menangguhkan kompetisi.

Jaminan-jaminan itulah yang melandasi Persebaya masih belum bersikap soal kelanjutan Liga, bahkan cenderung masih dengan sikap awal, menolak ikut kompetisi.

"Bagaimana PSSI sebagai federasi menyiapkan konsep yang bagus dan membuat klub nyaman melanjutkan liga atau tidak. Kami belum mendapatkan kenyamanan tersebut," kata dia.

Persebaya Surabaya masih menolak ikut kompetisi Liga 1 Indonesia. Ini salah satu alasannya.

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News