Ini Dampak kenaikan Suku Bunga Terhadap Backlog Perumahan di Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Kenaikan suku bunga acuan sangat berdampak terhadap ketersediaan dan kebutuhan (backlog) perumahan di Indonesia.
Sebab, kenaikan tersebut berdampak terhadap kenaikan bunga kredit sehingga pengembang menahan diri untuk membangun properti.
Direktur Consumer dan Commercial Lending PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Hirwandi Gafar mengatakan Berdasarkan survei nasional ekonomi nasional (Susenas) 2020, angka backlog perumahan telah mencapai 12,75 juta.
"Kondisi diperparah dengan tren kenaikan suku bunga acuan sehingga berpotensi meningkatkan jumlah backlog perumahan di Indonesia," ujar Hirwandi dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/10).
Apalagi, nilai APBN masih minim dalam mendukung penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Pengembang bisa jadi memilih menahan diri untuk membangun properti karena tingginya bunga kredit modal, investasi, dan sebagainya," ungkapnya.
Di sisi lain, pemerintah harus berupaya mengatasi backlog dengan mendorong sumber alternatif baru untuk pembiayaan sektor perumahan bagi MBR.
Kemudian, perubahan konsumsi hunian bersubsidi sesuai kelompok masyarakat dari hunian tapak menjadi vertikal di perkotaaan sehingga dapat menekan biaya pengadaan tanah untuk pembangunan perumahan.(mcr28/jpnn)
Kenaikan suku bunga acuan sangat berdampak terhadap ketersediaan dan kebutuhan (backlog) perumahan di Indonesia.
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari
- PNM Tebar Beasiswa Bagi Anak Nasabah untuk Dorong Pengentasan Kemiskinan
- Gubernur Ahmad Luthfi Bakal Kembangkan Wilayah Aglomerasi Banyumas
- Ibas Ajak ASEAN Bersatu untuk Menghadapi Tantangan Besar Masa Depan Dunia
- Awal 2025 Bank Mandiri Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
- Safrizal ZA Sebut Rumah Layak Hunian Tingkatkan IPM dan Menggerakkan Ekonomi
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata