Ini Ide Baru Pembelian Rumah Bersubsidi untuk Pekerja Informal

Market yang ingin disasar pemerintah dengan program pembiayaan berbasis tabungan adalah masyarakat yang bergerak di sektor informal. Segmen itu memiliki daya beli, namun tidak memiliki akses ke program FLPP maupun tapera.
Padahal, pekerja informal berkontribusi sebesar 60 persen terhadap total jumlah tenaga kerja produktif. ’’Tiap tahun kebutuhan rumah 800–900 ribu unit. Ditambah 3,2 juta penduduk yang pindah dari desa ke kota tiap tahun,’’ terang Maurin.
Ketua DPP REI Eddy Hussy mengakui sektor informal di perkotaan bertumbuh pesat. Dengan pendapatan sektor informal di atas Rp 3,5 juta per bulan, mereka sulit mengakses kredit FLPP.
Karena itu, REI mengusulkan regulasi khusus mengenai pembiayaan untuk sektor informal dengan pendapatan Rp 4–8 juta per bulan. ’’Pendapatan Rp 4 juta per bulan di Surabaya dan Jakarta terbilang kecil. Karena itu, kami ingin bisa dimasukkan kategori MBR perkotaan,’’ terangnya.
Dengan perluasan akses ke sektor informal berpenghasilan lebih dari Rp 4 juta, REI mendukung target penciptaan 1 juta rumah pada tahun ini. (res/c19/noe/jos/jpnn)
SURABAYA – Pemerintah tak henti-hentinya memperluas pasar rumah bersubsidi. Selama ini, rumah sejahtera tapak memang masih terbatas. Rumah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- UMKM Binaan PT Pertamina Patra Niaga Jadi Penjaga Warisan Batik Tulis Tasikmalaya
- Konsumsi Keju di Indonesia Rendah, Prochiz Gencar Mengedukasi Masyarakat
- PLN IP Gandeng Mitra International Untuk Pembiayaan Proyek PLTS Terapung Saguling
- HIS Meraih The Best Corporate Emission Reduction Transparency Award 2025
- Pertumbuhan Industri Daur Ulang Baterai Menjanjikan, Ekosistem EV Makin Lengkap
- Bank Raya Dukung Komunitas Pelaku Usaha Go Digital dengan Raya App