Ini Penyebab Serapan Gabah dan Beras Bulog Masih Rendah

Ini Penyebab Serapan Gabah dan Beras Bulog Masih Rendah
Persediaan beras Bulog. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Itu tecermin dari penyerapan harian yang bisa mencapai 8.000-9.000 ton beras. 

Namun, jelas Yayat, penyerapan tetap menghadapi tantangan akibat harga gabah dan beras di pasar yang tinggi.

Kecenderungan harga gabah dan beras di atas harga pembelian pemerintah (HPP) sudah terjadi sejak 2006.

Harga, jelas Yayat, akan mendekati HPP menjelang puncak panen raya.

"Di daerah yang produksinya banyak seperti Sulawesi Selatan dan Jawa Timur, ada yang harganya sama dengan HPP atau di bawah HPP sehingga kami bisa menyerap," kata Yayat dalam Alinea Forum bertajuk "Memperkuat CBP dari Pengadaan Dalam Negeri", Senin (17/4).

Harga gabah setelah memasuki panen raya Maret-April ini bergerak turun.

Dari kisaran Rp5.800 per kilogram (kg) menjadi Rp5.200 per kg. Meskipun menurun, kata Yayat, harga ini masih di atas HPP untuk pembelian Bulog, yaitu Rp5.000 per kg.

Ketika musim panen raya lewat, harga gabah diperkirakan akan lebih tinggi lagi.

Dari awal tahun 2023 hingga saat ini, Bulog baru bisa menyerap 222 ribu ton beras.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News