Ini Penyebab Serapan Gabah dan Beras Bulog Masih Rendah

Ini Penyebab Serapan Gabah dan Beras Bulog Masih Rendah
Persediaan beras Bulog. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Dari lokasi-lokasi panen yang terdata di BPS, kata Rachmat, diharapkan Bapanas dan Bulog dapat berkoordinasi dengan pihak terkait.

"Untuk kemudian bisa memetakan lebih detail lokasi-lokasi yang terjadi panen, dan kita harapkan di lokasi-lokasi inilah Bapanas dan Bulog bisa mengoptimalkan penyerapan gabah di musim panen raya untuk jadi cadangan beras pemerintah," ujar dia.

Rachmat menjelaskan seperti tahun-tahun sebelumnya produksi beras berfluktuasi.

Ada bulan-bulan surplus dan bulan-bulan defisit. Fluktuasi mengikuti siklus tanam komoditas. Akan tetapi, kata dia, surplus panen bulanan tiga bulan pada tahun lalu mampu memenuhi kebutuhan pangan satu tahun dan mengatasi defisit.

"Begitu juga di 2023, surplus di tiga bulan pertama, yakni Februari hingga April, akan mampu mengatasi defisit di bulan-bulan berikutnya. Sehingga harapan kami adalah tata kelola terkait serapan gabah (di saat surplus) itu bisa dioptimalkan di puncak panen raya ini," kata Rachmat. (flo/jpnn)

Dari awal tahun 2023 hingga saat ini, Bulog baru bisa menyerap 222 ribu ton beras.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News