Ini Rahasia Kenapa Gedung Kuno Selalu Adem

Ini Rahasia Kenapa Gedung Kuno Selalu Adem
Salah satu interior gedung kuno di Surabaya. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Gedung kuno atau lawas selalu identik dengan hawa adem, padahal tidak pernah menggunakan air conditioner (AC). Ternyata, salah satu kuncinya adalah arsitektur bangunan yang mengakomodasi air dan angin sehingga seisi ruangan tetap terasa dingin.

Misalnya, gedung PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI di Jalan Merak Nomor 1, Krembangan Selatan. Gedung yang berfungsi sebagai perkantoran pabrik gula tersebut dibangun pada 1921-1925 oleh pemerintah Hindia Belanda. Gedung itu didesain tiga arsitek fenomenal kala itu. ''Mereka adalah Hulswit Fermont, Weltevreden, dan Ed Cuypers,'' kata Humas PTPN XI Brilliant Johan Anugerah.

Berdasar referensi yang dibaca Brilliant, tiga arsitek tersebut telah memiliki banyak karya besar. Sebut saja Lawang Sewu, Semarang; De Javasche Bank; dan PTPN XI. Para arsitek andal itu merancang gedung pada pemerintahan Hindia Belanda. Mereka selalu melengkapi setiap gedung dengan sistem penyejuk ruangan dalam. 

Untuk menjaga suhu ruangan di dalam gedung tetap sejuk, para perancang masih mengandalkan angin dan air. Misalnya, ruang bawah tanah gedung PTPN XI. ''Jumlahnya enam ruangan," jelas Brilliant.

Untuk menjaga suhu ruangan, terdapat ventilasi udara berukuran sekitar 40 x 40 cm. ''Ada 36 buah,'' ungkapnya.

Cara yang hampir sama ditemukan di gedung De Javasche Bank di Jalan Garuda Nomor 1. Ruang bawah tanah gedung yang dibangun pada 1910 tersebut saat itu digunakan untuk menyimpan uang dan emas. Bedanya, mereka membuat sistem pendingin dengan membangun gorong-gorong di bawah brankas. Gorong-gorong berukuran 1 x 1 meter itu selalu terisi oleh air yang mengalir. Agar hawa di dalam gedung sejuk, selokan itu dibuat mengelilingi seluruh ruangan.

Pengelola gedung Bambang Suhasnowo menyatakan, gorong-gorong itu berfungsi sebagai pendingin ruangan pada zaman dulu. Menurut Bambang, sistem tersebut tidak diciptakan arsitek pada saat itu. ''Mereka hanya meniru kendi. Kendi yang selalu ada airnya akan tetap sejuk,'' katanya.

Bambang pernah menanyakannya kepada salah seorang turis asal Belanda. Turis itu mengaku sebagai keluarga arsitek dan penasaran dengan bangunan De Javasche Bank yang konon cukup dikenal kalangan arsitek di Belanda. (yon/c14/eko)

Berdasar referensi yang dibaca Brilliant, tiga arsitek tersebut telah memiliki banyak karya besar. Sebut saja Lawang Sewu, Semarang; De Javasche Bank; dan PTPN


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News