Ini Saran Dokter Spesialis Gizi tentang Menu Sahur

Ini Saran Dokter Spesialis Gizi tentang Menu Sahur
Sayuran. Ilustrasi. Foto Yessy Artada/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Mungkin Anda termasuk yang punya kebiasaan menghangatkan makanan berbuka puasa agar bisa dikonsumsi kembali saat sahur.

Nah, dokter spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia dr. Putri Sakti tidak menyarankan hal itu.

Dokter Putri mengatakan, ketimbang menghangatkan makanan, Anda bisa misalnya menyiapkan bumbu untuk dua porsi sekaligus, sembari menyiapkan bahan masakan untuk sahur.

"Memang yang terbaik tidak boleh dipanaskan (dihangatkan). Saya sarankan bikin bumbunya untuk dua porsi, saat buka dan sahur. Misalnya membuat sop, bumbu dasarnya dibuat dobel, lalu kaldunya dibuat satu panci besar. Nanti saat sahur tinggal masukkan sayurannya saja dengan harapan kandungan dalam sayuran tidak rusak," kata dia dalam webinar "Dokter Menjawab" bertema dalam "Diet dan Olahraga di Bulan Puasa", Rabu (14/4) sore.

Untuk menu sahur, Putri merekomendasikan Anda menyiapkan hidangan berkuah semisal sop dengan sayuran yang bervariasi atau ditambah bahan lain semisal ayam, daging atau kacang merah. Jadi, dalam satu hidangan ini juga mencakup sumber vitamin, protein hewani dan nabati.

"Saya pilih kuah-kuahan karena kita membutuhkan menambah cairan untuk seharian, di samping juga tidak ribet membuatnya. Lalu, dengan variasi sayur. Masukin juga ayam potong atau besoknya dengan daging, kacang merah. Jadi dalam satu kali masak sudah ada protein hewani, nabati dan sayur," tutur dia.

Bila ingin menghidangkan ikan balado, Anda juga bisa menambahkan tahu dan tempe.

Anda nanti tinggal menambah sayuran sebagai lauk lainnya. Cara ini untuk meminimalisir waktu memasak agar tidak terlalu lama.

Dokter spesialis gizi klinik dari UI dr Putri Sakti mengulas soal menu sahur, simak uraiannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News