Ini Strategi Menata Industri Perberasan Nasional

Ini Strategi Menata Industri Perberasan Nasional
Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Fokus Group Discussion (FGD) membahas industri perberasan nasional di Jakarta, Selasa (3/10). Foto dok Humas

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Fokus Group Discussion (FGD) membahas industri perberasan nasional di Jakarta, Selasa (3/10).

Hadir pada diskusi ini Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementan Suwandi, Kepala Pusat Distribusi Pangan Kementan Riwantoro.

Kemudian Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag, Ninuk Rahayuningrum, Deputi Pencegahan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Taufik Ahmad, Akademisi IPB, Edi Santosa, dan Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, Hermanto bin Ashari Prawito.

Sutarto menegaskan dalam mengatur industri perberasan nasional, komoditas beras yang merupakan pangan pokok tidak diserahkan ke pasar bebas (liberal). Karena itu Bulog harus difungsikan dan harus mampu menjadi market leader.

“Saya tidak setuju pangan pokok seperti beras diliberalkan,” ujarnya.

Sutarto menjelaskan, menata industri perberasan sangat diperlukan sinergi semua pihak bukan membangun sistem kemitraan.

Berbeda antara sinergi dengan kemitraan. Bulog dan pemerintah daerah harus bersinergi baik dengan pelaku usaha penggilingan padi skala kecil maupun skala besar, sehingga Bulog bisa memperbanyak pusat-pusat distribusi pangan sampai ke daerah.

“Kunci untuk menjamin ketersediaan beras dalam negeri harus perkuat sinergi semua pihak. Pemerintah harus membina penggilingan beras kecil dengan revitalisasi dan menyiapkan alat mesin pengering. Penggilingan skala beras didorong untuk hasilkan beras kualitas ekspor,” katanya.

Menata industri perberasan sangat diperlukan sinergi semua pihak bukan membangun sistem kemitraan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News