Ini Tantangan Pancasila ke Depan Menurut Hasto

Ini Tantangan Pancasila ke Depan Menurut Hasto
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dalam konteks itu, filsafat Pancasila sebaiknya secara bersama dimurnikan dengan gotong royong politik untuk menghindari demokrasi politik yang diwarnai kapital alias kepentingan pemilik modal.

"Jadi bagaimana kita harus bekerja memastikan demokrasi melalui hikmat permusyawaratan, dijalankan sebaiknya. Kontestasi politik dilakukan dengan adil, menghadirkan pemimpin terbaik dengan memastikan tak dipengaruhi kepentingan pemilik modal," ujar Hasto.

Lebih lanjut, Hasto menilai tantangan saat ini adalah pemusatan modal ekonomi pada kelompok tertentu saja. Padahal Indonesia memiliki pasal 33 UUD 1945 yang harusnya direalisasikan.

"Tantangannya, kita harus melihat ulang demokrasi kita sendiri yang sangat dikuasai oleh kekuatan kapital. Kita harus berani melihat ulang," ujar Hasto.

"Ketika bicara Pancasila dalam tindakan, harusnya ada satu kata dan perbuatan dalam filsafat dan nilai Pancasila, yang terwujud dalam perbuatan politik. Bagi PDI Perjuangan, dalam konteks itu pula penguatan parpol sangat penting agar terjadinya konsolidasi demokrasi dalam spirit Pancasila, agar wajah ekonomi kita berkeadilan," beber pria asal Yogyakarta itu.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Hamdan Zoelva yang juga menjadi pembicara di dalam diskusi itu menyatakan, bila dipelajari, para bapak pendiri Indonesia sudah sejak awal mendisain bahwa ideologi Pancasila itu adalah antikapitalis.

"Ideologi Pancasila itu antikapitalis. Tak ada satupun bapak bangsa kita yang membela kapitalisme," kata Hamdan Zoelva.

Baginya, Pancasila mengatur bahwa Indonesia adalah negara kesejahteraan dimana negara mengatur dan memberi kesempatan terutama bagi yang kecil untuk tumbuh dan menjadi besar.

Pelaksanaan ekonomi dan politik di Indonesia dinilai sedikit terkikis dari konsep serta Pancasila itu dilahirkan sejak awal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News