Ini Terobosan Kapolri agar Kinerja Polres Diukur Obyektif

Ini Terobosan Kapolri agar Kinerja Polres Diukur Obyektif
Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Foto: dok.JPNN.com

Sementara Koordinator ITK Kemitraan Partnership Lenny Hidayat menjelaskan, dalam ITK tersebut ada 70 polres yang dinilai, terdiri dari 36 Polres rawan konflik, 27 Polres perairan dan 7 Polres perbatasan.

”Kinerja 70 Polres itu rata-rata pada nilai 6,28 yang tergolong cenderung baik. Dari skala 10 ya,” paparnya.

Ada sejumlah temuan dari ITK ini, misalnya untuk Polres rawan konflik diketahui mampu meredam 207 konflik dari 301 konflik yang terindikasi. Artinya, 85 persen konflik bisa diredam.

”Masalahnya, juga baru ada 30 persen Polres rawan konflik yang memiliki standard operating procedure (SOP) mencegah konflik,” ujarnya.

Untuk Polres Perbatasan juga memiliki kemampuan untuk menjaga warga di daerah perbatasan untuk tetap NKRI. ”Selain itu juga mampu mengelola keuangan dengan transparan,” ujarnya.

Polres Perairan sendiri juga memiliki prestasi, menjalankan prosedur dan membuat laporan dengan baik. Sekaligus memiliki kemampuan untuk memperbaiki kapal.

Yang kebanyakan kemampuan memperbaiki ini didapatkan secara otodidak. ”Namun, dari semua Kapolres itu hanya dua kapolres yang menyebut kapalnya sesuai dengan karakter perairan,” terangnya.

Untuk polres terbaik, dia menjelaskan bahwa Polres rawan konflik terbaik adalah Polres Bau Bau dengan nilai 6,79.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, dengan sistem penilaian yang terukur dengan angka, maka mutasi dilakukan berdasar prestasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News