Ini yang Terjadi Saat Puncak Gerhana Bulan Penumbra
jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan dampak dari fenomena gerhana bulan penumbra pada akhir November 2020 tidak mengkhawatirkan bagi pelayaran.
"Tidak ada yang mengkhawatirkan pelayaran, kecuali bila ada peringatan gelombang tinggi karena cuaca ekstrem," kata Peneliti astronomi dan astrofisika Pusat Sains Antariksa Lapan Rhorom Priyatikanto, Kamis (26/11).
Gerhana bulan penumbra terjadi ketika purnama di mana ada bagian piringan bulan yang tidak tersinari penuh oleh matahari.
Bumi menghalangi sebagian cahaya matahari tersebut. Itu menyebabkan 83 persen piringan bulan tampak sedikit lebih gelap.
Puncak gerhana bulan penumbra terjadi pada 30 November pukul 16.44 WIB.
"Saat puncak, lautan di Indonesia sedang berada pada fase surut," ujar Rhorom.
Beberapa hari sebelumnya yakni pada 27 November 2020, bulan berada di titik terjauhnya dari bumi. Itu berarti pasang-surut saat itu bukan yang tertinggi.
Oleh karena itu, Rhorom menuturkan dampak bulan purnama atau gerhana bulan tidak mengkhawatirkan. Namun, perlu diwaspadai ada kemungkinan cuaca ekstrem akhir November 2020.
Lapan memprediksi puncak gerhana bulan penumbra terjadi pada 30 November pukul 16.44 WIB.
- BMKG Sebut Ada Risiko Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah Ini
- Prakiraan Cuaca Riau 23 April 2024, BMKG: Waspada Petir, Hujan Lebat
- Hujan Lebat Diperkirakan Guyur Sebagian Besar Daerah
- Gempa Magnitudo 5,1 Bikin Warga Pacitan Takut
- Prakiraan Cuaca di Sulut Beberapa Hari ke Depan, Waspadai Banjir & Tanah Longsor
- BMKG: Titik Panas di Kaltim Alami Penurunan