Inilah Hasil Riset Kantar Worldpanel Indonesia tentang Tren Konsumsi FMCG

Inilah Hasil Riset Kantar Worldpanel Indonesia tentang Tren Konsumsi FMCG
Pers Conference Kantar Worldpanel Indonesia tentang tren konsumsi FMCG. Tampak Fabrice Carrasco, Managing Director Indonesia, Vietnam and Philippine ,didampingi Lim Soon Lee, General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, Andrew Ridsdale-Smith, Head, Regional Centre of Excellence Kantar Worldpanel dan Nadya Ardianti, Insight Director Kantar Worldpanel Indonesia dalam paparannya di Le Meridien Hotel, Jakarta. Foto: KWI for JPNN

Ada juga yang terus berinovasi dengan standar kualitas global tanpa meninggalkan selera tradisional/lokal. Memanfaatkan teknologi digital untuk menciptakan kedekatan emosional dengan konsumen. Terakhir, mengkombinasikan penggunaan data hasil riset dengan intuisi dalam merumuskan keputusan yang diambil.

Karena itu, untuk mencapai hal tersebut, ada tahapan yang harus dilalui agar suatu merek dapat tumbuh secara berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan membangun kesadaran akan produk, sehingga para calon pembeli akan mempertimbangkan untuk membeli produk tersebut.

Pada tahap ini, kata Andrew, faktor pengemasan produk, harga produk, tempat penjualan produk dan promosi berperan penting untuk memperbesar kemungkinan para calon pembeli untuk membeli produk. “Kepuasaan terhadap sebuah produk akan menjadikan pembeli tersebut loyal dan ingin melakukan pembelian selanjutnya,” tegasnya.

Kemudian Andrew menyebut bahwa ada dua strategi yang cukup efektif untuk meningkatkan loyalitas konsumen dan pendekatan efektif kepada pembeli baru (new trialist). Beriklan di media massa baik itu televisi maupun digital dan in store activation (kegiatan promosi di toko).

Meski touchpointnya berbeda, kata Andrew komunikasi produk harus jelas dan konsisten. Tujuannya agar persepsi dan alasan untuk membeli antara “pembeli baru”  maupun konsumen loyal, tetap sama. Konsistensi komunikasi ini menjadi kunci penting untuk menggaet ‘pembeli baru’ dan peningkatan loyalitas konsumen.

“Harus dicatat, kegagalan berkomunikasi yang menyebabkan perbedaan persepsi produk antara benak “pembeli baru” dengan  konsumen loyal dapat menyulitkan sebuah merek atau produk untuk meningkatkan penetrasi dan loyalitas,” ujarnya.

Andrew juga menyarankan agar para pemain FMCG selalu menawarkan inovasi, tidak hanya terpaku pada potensi penjualan.Ini untuk menjaga agar mereka terus dapat bersaing di kompetisi consumer goods.

Di sisi lain, Avinash Pareek dari Maxus menekankan agar para pemasar harus terus berinovasi di dalam penyajian iklannya sehingga menarik perhatian para konsumen. Pasalnya, materi iklan (content) akan sangat mempengaruhi perhatian para konsumen dan menjadi pemicu pertumbuhan iklan melalui digital.

JAKARTA - Di tengah kondisi perekonomian yang belum menggembirakan, pasar industri Fast Moving Consumer Good (FMCG) Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News