Inilah Malaikat Tanpa Sayap, Sherly Lembono, Rela Berbagi ASI kepada Balita di Surabaya

Inilah Malaikat Tanpa Sayap, Sherly Lembono, Rela Berbagi ASI kepada Balita di Surabaya
Sherly Lembono, ibu muda yang rela membagikan ASI miliknya kepada anak-anak kurang beruntung. Foto: Dok. Pribadi untuk JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Seorang perempuan bernama Sherly Lembono layak mendapat gelar malaikat tanpa sayap karena rela berbagi air susu ibu (ASI) kepada anak-anak yang kurang beruntung. 

Mama muda tersebut mengaku mulai mendonorkan ASI setahun setelah anak pertamanya lahir pada Januari 2020. 

Saat awal-awal dia membagikannya ke panti asuhan. Setiap sekali donor dia bisa memberikan sebanyak 400 pcs. 

"Biasanya rutin setiap bulan, tetapi untuk sekarang kadang-kadang donor langsung ke orang pribadi," kata dia, Kamis (3/6).

Tak sedikit yang bertanya kepadanya mengenai cara menghasilkan ASI cukup banyak hingga cara mengelolanya. Dia menyebut bahwa dalam sehari bisa memompa sebanyak 12 kali. 

"Awal-awal itu selama delapan bulan bisa pompa setiap dua jam sekali. Sampai lelah, subuh-subuh juga nyempetin," ujarnya.

Dalam sehari, dia bisa menghasilkan ASI hingga 1,8 liter. Sherly sempat kebingungan menyimpannya karena lemari pendingin yang dimilikinya sudah penuh.

"Satu bulan sudah penuh, akhirnya saya inisiatif tanya-tanya dan cari info terntaa bisa disumbangkan ke panti asuhan," ungkap dia.

Dari situlah muncul niat Sherly menyumbangkan air susunya kepada balita di Panti Asuhan Pondok Hayat Surabaya. Selama setahun dia rutin melakukan hal itu. 

Lambat laun kemudian setelah anaknya Jason Miles sudah berusia enam bulan konsumsi susu dari ibunya juga berkurang. Donor ASI pun masih terus berlanjut.

"Tetap donor, tetapi tidak sebanyak dulu karena anak juga sudah mulai berkurang konsumsi ASI nya," jelas dia. 

Sherly membagikan tips bagaimana cara bisa menghasilkan ASI dengan banyak. Pertama harus mengonsumsi sayur terutama daun katup serta istirahat yang cukup.

"Tidak boleh banyak pikiran dan lelah karena itu berpengaruh ke jumlah kualitas ASI. Meski sering pompa kalah kurang istirahat, ya, percuma bisa saja tidak keluar," kata dia. 

Selain istirahat yang cukup juga harus diseimbangi dengan olahraga. Pumping ASI juga tidak boleh sembarangan karena ada jeda waktunya. 

"Mulainya jam 12 malam atau subuh. Jadi, 15 menit pumping kemudian 10 menit istirahat setelahnya lanjut lagi. Begitu terus selama satu minggu hingga sebulan," tambah dia. 

Yang tak kalah pentingnya lagi adalah menjaga pola makan, dan makanan yang akan dikonsumsi. Contohnya kacang-kacangan, protein daging, dan sayur. 

"Ibaratnya kalau tandonnya tidak diisi, bagaiman bisa keluar ASI," ujar perempuan kelahiran 1994 itu. 

Peran suami juga diperlukan dalam memompa ASI. Menurutnya semangat dan motivasi dibutuhkan dari pasangan. Biasanya sang suami mendapatkan peran menjaga sang anak dan mencuci botol ketika ibu melakukan pumping.

"ASI yang dihasilkan bertahap, dulu awal-awal aku keluarkan ASI sedikit sekali hanya 10 sampai 20 mili. Tiga hari pertama sampai seminggu mungkin hanya sampai 40 mili," kata dia.

Perempuan berusia 27 tahun itu berharap bisa tetap membantu sesama. Bagi Ibu-ibu yang ASI nya susah keluar tetap semangat dan motivasi serta terus berusaha. 

"Saya ingin tetap membantu orang lain dan memberi masukan atau tips supaya mereka termotivasi. Percaya atau tidak seorang anak tidak pernah sakit-sakitan ketika mengonsumsi ASI dan itu memang terbukti," pungkas Sherly. (mcr12/jpnn)

Setiap kali membagikan ASI nya, Sherly Lembono bisa menyumbang sebanyak 400 pcs pada balita lain.


Redaktur & Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News