Inilah Rentetan Perjuangan Rio Haryanto sebelum Tembus F1

Inilah Rentetan Perjuangan Rio Haryanto sebelum Tembus F1
Pembalap Rio Haryanto. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA--Kesuksesan pembalap Rio Haryanto mengamankan kursi Manor adalah perjuangan panjang tak kenal lelah. Karena sudah resmi menjadi pembalap F1, Rio akan menjalani kehidupan yang jauh lebih sibuk daripada sebelumnya. Senin depan dia sudah harus menjalani uji coba. Karena baru terbang ke Spanyol malam nanti, jet lag mungkin masih dirasakan satu-satunya pembalap F1 asal Asia musim ini tersebut. 

Namun, Rio menegaskan tidak akan ada masalah fisik. Selama ini, di tengah kesibukan mencari sponsor, dia tetap berlatih keras menempa stamina. Sehari, minimal empat jam dia latihan. Dia didampingi Dennis van Rhee yang cukup sukses menangani fisik Rio di GP2 2015. 

"Orang mungkin tidak tahu yang saya jalani, tetapi latihan fisik yang cukup berat sudah saya lewati," terangnya. "Aspek mental juga menjadi tantangan utama buat saya," ujarnya. 

Benar saja. Dia harus menghadapi pembalap terbaik dunia macam Lewis Hamilton, Sebastian Vettel, Kimi Raikkonen, Jenson Button, dan lain-lain. Bila sudah keder duluan, Rio tidak akan pernah bisa menampilkan potensi terbaiknya. 

Dari 21 seri Formula 1 yang akan digelar sepanjang 2016, ada lima lomba yang sirkuitnya belum dikenal Rio. Dia tidak pernah balapan di sana. Itu menjadi tantangan tersendiri.

Untuk mengenal lebih baik sirkuit yang dimaksud, Rio akan banyak belajar dari simulator. "Simulator menjadi pendukung krusial buat saya," terangnya.

Rio menjelaskan, menjelang satu seri, pada Senin-Selasa dia menjajal simulator sesuai sirkuit yang akan dipakai. "Satu hari bisa melahap 60 putaran, jumlah itu bisa saya selesaikan dalam dua hingga tiga sesi setiap hari," urai pembalap 23 tahun tersebut. (nap/c10/ang/flo/jpnn) 

Berikut ini rentetan upaya dan perjuangan Rio sebelum masuk di kelas bergengsi balap internasional tersebut:

  • Sejak 2002 dia merintis karir di gokar. Lalu, menembus GP3 pada 2010. Musim 2015 dia bersinar di ajang GP2
  • Dengan performa yang bagus, merebut tiga kemenangan GP2 musim lalu, Rio percaya diri memburu tiket F1. Sejak pertengahan 2015, bersama Kiky Sports, Rio mencari sponsor untuk membiayai kebutuhan dana masuk Formula 1. Pernah mendapatkan tawaran dari Force India, dia tidak punya cukup uang 30 juta euro. 
  • Pada akhirnya, Manor berjodoh dengan Rio. Uang Rp 15 juta euro (sekitar Rp 225,5 miliar) harus dibayarkan Rio kepada Manor. Baru 5 juta euro sponsorship yang ada, dari Pertamina. Namun, dengan garansi dan dukungan dana pemerintah melalui Menpora, Rio bisa meyakinkan Manor untuk memberikan satu seat kepada dirinya.
  • Rio pun telah membayar 3 juta euro yang dipinjam keluarganya dari bank. Dana dari Pertamina baru cair 2,250 juta euro. "Setelah tiga kali race F1, kami akan selesaikan semua tanggungan Pertamina, sebesar 5 juta euro," jelas Wianda Pusponegoro, VP corporate communication Pertamina.
  • Selanjutnya, masih ada kekurangan dana sekitar 7 juta euro yang harus diselesaikan Rio. Terkait hal tersebut, Menpora Imam Nahrawi menegaskan bahwa pihaknya tidak akan berhenti memperjuangkan dana Rp 100 miliar dari APBNP. Dia juga akan mendorong pihak swasta untuk ikut membantu. Termasuk BUMN.  "Seperti halnya Rio, kami tidak akan lelah berhenti berjuang untuk tambahan dana buat dia. Ini menyangkut martabat bangsa dan negara," tegas Imam. 
  • Di sisi lain, Edwin Abdullah yang mewakili BUMN menegaskan bahwa dukungan buat Rio akan terus diupayakan. Karena saat ini status Rio sudah pasti tampil di F1, Edwin mengatakan bakal lebih mudah untuk mendukung Rio. "Saya akan melaporkan ini kepada Bu Menteri BUMN (Rini Soemarno, Red), Rio should never walk alone," katanya.

 



 


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News