Inovasi, Kolaborasi & Digitalisasi jadi Kunci Peningkatan Penetrasi Ekonomi Syariah

Inovasi, Kolaborasi & Digitalisasi jadi Kunci Peningkatan Penetrasi Ekonomi Syariah
Ekonomi syariah mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Inovasi dan kolaborasi yang didukung oleh digitalisasi dinilai menjadi langkah bersama yang perlu diakselerasi oleh berbagai pihak guna meningkatkan penetrasi ekonomi syariah di Indonesia, termasuk asuransi syariah.

Pasalnya, penetrasi ekonomi syariah di Tanah Air dinilai masih minim dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya, seperti misalnya Malaysia dan India.

Padahal, potensi ekonomi syariah di Indonesia sangat besar yang didukung dengan jumlah umat muslim yang mencapai 80% dari populasi.

“Sedangkan di Indonesia ada 80% dari 275 juta penduduk. Jadi, seharusnya potensi kita sangat besar,” ujar Paul Setio Kartono, Chief Financial Officer Prudential Syariah dalam Temu Silaturahmi Prudential Syariah dengan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) di Restoran Penang Bistro, Jakarta, Rabu (14/6).

Untuk itu, upaya meningkatkan penetrasi pasar asuransi syariah bisa diakselerasi melalui kolaborasi, inovasi, dan digitalisasi. Pasalnya, di industri asuransi, khususnya syariah, prinsip law of the large number (hukum bilangan besar) memegang peranan penting.

Paul mengatakan, pengembangan ekosistem syariah melalui kolaborasi, inovasi, dan digitalisasi ini semakin terbuka dengan kehadiran berbagai pelaku jasa keuangan syariah berbasis teknologi dan berbagai pemangku kepentingan lainnya seperti akademisi, para pakar, dan komunitas.

“Ada fintech payment dan berbagai macam lagi. Kita bisa berkolaborasi dan tinggal mencari peluang kerja samanya. Jadi, kita bisa membentuk dan mengembangkan ekosistem bersama-sama," sebutnya.

Prudential Syariah pun memperluas kolaborasi dengan bergabung menjadi Ketua Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI).

Penetrasi ekonomi syariah di Tanah Air dinilai masih minim dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya, seperti misalnya Malaysia dan India.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News