Investasi China Membanjiri Indonesia, Eks Pimpinan KPK Mengaku Takut

Investasi China Membanjiri Indonesia, Eks Pimpinan KPK Mengaku Takut
Laode M Syarief. Foto: dok/JPNN.com

Indonesia, katanya, juga memberi perlakuan yang sama bagi semua negara mitra investasi, tidak terkecuali China.

"China ini negara yang ngeri-ngeri sedap juga, aku jujur saja. Tapi arah kebijakan kita ke depan, tidak boleh ada satu negara yang mengontrol Indonesia dalam konteks investasi. Kita harus memberikan kesamaan pada negara lain juga," tegasnya.

Kendati demikian, Bahlil mengakui investor China memang termasuk yang paling berani dan nekad dalam hal investasi.

Berbeda dengan negara lain seperti Jepang yang banyak pertimbangan dalam berinvestasi.

"Contoh, nikel. hampir semua sekarang smelternya dari China. Tapi memang dari sisi mereka, ini yang paling berani. Kalau Jepang itu terlalu banyak penelitiannya. Negara lain juga begitu. Debatnya minta ampun. Memang yang agak nekat seperti kita orang timur ini, ya investor dari China. Mereka kerja dulu baru mikir," jelasnya.

Bahlil juga mengakui tidak semua investor China baik dan taat aturan.

Oleh karena itu, pemerintah berupaya agar bisa mengikat investor China dengan perjanjian berusaha yang jelas agar tidak menimbulkan kerugian bagi masing-masing pihak.

"Sekarang tugas kita (pemerintah Indonesia) adalah bagaimana saat mereka investasi, kita harus ikat mereka dalam perjanjian yang clear and clean agar kemudian tidak menimbulkan hal-hal yang tidak berorientasi pada kerugian," katanya.

Mantan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengaku khawatir jika China mendominasi investasi di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News